GridFame.id - Coba jujur, berapa gelas kopi Anda minum dalam satu hari?
Bahkan bukan saja berapa gelas yang Anda minum yang jadi masalah.
Anda juga harus lihat berapa besar gelas kopi itu atau jenis kopi apa yang Anda minum.
Pada masa sekarang, ritual minum kopi rasanya sudah merambah menjadi sebuah gaya hidup.
Menjamurnya kedai kopi di pinggir jalan, semakin memudahkan kita dalam menikmati kopi setiap harinya.
Banyak orang memesan kopi bila sedang bersantai di kedai, atau membawanya saat hendak pergi ke kantor.
Minuman latte bisa jadi yang paling favorit di kedai kopi.
Jangan salah, tahukah Anda jika kopi jenis ini tidak baik untuk kesehatan?
Hal itu karena kandungan gula dalam minuman ini relatif tinggi.
Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes
Konsumsi minuman yang mengandung gula, termasuk softdrink, jus, dan juga kopi susu seperti latte, diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Demikian menurut tim peneliti dari Harvard T.H Chan School of Public Health.
Temuan mereka menyebutkan, konsumsi minuman-minuman manis itu membuat risiko terkena diabetes "moderat".
Penelitian itu dilakukan dengan melacak asupan minuman manis pada 192.000 partisipan selama 26 tahun.
Status kesehatan para responden diteliti setiap 4 tahun sekali.
Menurut konselor nutrisi pada diabetes, Alexis Elliott, banyak orang tidak menyadari berapa banyak gula yang terdapat dalam sekaleng soda atau minuman lain.
Berikut adalah berapa kandungan gula dalam minuman favorit banyak orang, seperti dikutip dari Healthline.
Kadar Kandungan Gula Pada Beberapa Minuman
- Satu kaleng coca cola berukuran 350 ml mengandung 39 gram gula.
- Satu gelas jus buah berukuran 375 ml mengandung 30.9 gram gula.
- Satu cup (ukuran tall) Chai Tea Latte di Starbuck mengandung 32 gram gula.
- Seperempat cangkir cokelat kacang bersalut gula mengandung 29 gram gula.
"Walau jus mengandung nutrisi tertentu, tetapi konsumsinya tetap harus dibatasi," kata Dr.Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi.
Cara gampang untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2 adalah membatasi asupan makanan dan minuman yang tinggi gula.
Mengganti sekaleng soda atau satu kemasan jus buah dengan air putih atau kopi tanpa gula sudah cukup membantu menekan risiko diabetes 2-10 persen.
Elliot menegaskan, gula bisa lebih menimbulkan kecanduan dibanding heroin.
"Tetapi kita terpapar gula setiap saat dan masyarakat menganggapnya sebagai hal normal dibanding zat adiktif lainnya. Jadi, lebih sulit menghindari kecanduan gula," paparnya.
Mengenal Jenis Krimer
Ketika membantu kliennya mengurangi kecanduan gula, Elliot mengamati kebanyakan kebiasaan itu berasal dari pilihan makanan yang tampak tidak berbahaya, seperti krimer kopi.
"Kebanyakan klien tidak bisa berhenti mengonsumsi krimer kopi yang manis, padahal ada banyak gula di dalam sajian yang kecil itu," katanya.
Tetapi sebenarnya, kita masih bisa dengan bebas mengonsumsi krimer karena ada dua jenis krimer yang perlu diketahui.
Dairy-creamer dengan bahan yang mengandung olahan susu dan non-dairy creamer yang terbuat dari sirup jagung.
Jenis dairy-creamer adalah krimer yang biasa dikonsumsi sebagai campuran kopi dan penyebab penumpukkan lemak.
Sementara non-dairy creamer lebih aman dan disarankan bagi yang suka menikmati kopi dengan campuran krimer.
Sebab sirup jagung yang terkandung di dalamnya setara dengan gula dan nol kalori.
Sehingga, jenis krimer tersebut aman dikonsumsi.
Bagi yang sedang berusaha menurunkan berat badan atau mengeciilkan perut, krimer jenis ini tentu bisa jadi pilihan.
Maka sebelum minum kopi, pastikan selalu memerhatikan bahan krimer yang akan dikonsumsi menambah lemak atau tidak.
Artikel ini sudah tayang di SajianSedap.com