GridFame.id - Dulu nihil kini jumlah pasien positif virus corona di Indonesia terus melonjak tajam. Ternyata ini penyebabnya yang diungkap seorang ahli.
Berdasar data kawalcovid19.id, hingga Kamis (19/3/2020) sore, total pasien yang mengidap Covid-19 menjadi 311 orang.
Sementara itu pasien meninggal bertambah menjadi 25 orang, dan 19 di antaranya dinyatakan sembuh.
Padahal sebelumnya pemerintah baru mengumumkan ada 227 kasus Covid-19 di Indonesia.
Dengan cepat jumlah itu langsung melonjak setelah ada penambahan 84 kasus baru.
Penambahan itu terhitung sejak Rabu (18/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB.
Peningkatan jumlah pasien positif virus corona di Indonesia yang bertambah dengan cepat begitu menjadi sorotan.
Pasalnya saat negara lain sudah terpapar, Indonesia justru sempat menyatakan nihil virus corona.
Lewat seorang ahli akhirnya terungkap penyebab begitu cepatnya jumlah pasien postif virus corona melonjak di Indonesia.
Wawancara Alessa Fahira dengan Dr.dr.C.Martin Rumende SpPD. KP Finasim, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru, Divisi Pulmonologi dan Penyakit Krisis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI - RSCM yang dimuat di situs RSCM mengajak kita mengetahui dan mencegahnya.
Virus corona adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran napas bagian atas, dan dapat menyebabkan komplikasi pneumonia serta bisa menyebabkan kematian.
Keluarga virus corona ini bermacam-macam jenisnya.
Pada 2002 menyebabkan SARS, Pada 2012 MERS dan pada 2019 menyebabkan pandemi Covid-19.
Gejalanya sangat bervariasi, dari ringan sampai berat. Gejala ringan pilek, batuk, sakit tenggorokan, bisa atau tidak disertai demam.
Pada gejala yang berat,bisa timbul sesak napas akibat infeksi paru, dan pasien membutuhkan perawatan di ICU.
Bagaimanakah cara penularannya? salah satunya bisa dengan kontak langsung.
Jadi virus bisa dikeluarkan pada saat pasien yang terinfeksi batuk atau bersin.
Menempel di benda-benda, lalu orang lain memegang benda tersebut.
Yang kedua lewat percikan, bila orang batuk atau bersin, lalu ada orang di dekatnya dalam jarak 1 meter maka bisa terjangkit.
Sementara yang ketiga lewat airbone, virus dapat tertransimis dalam jarak lebih dari 1 meter akibat terbawa oleh udara.
Misalnya pasien diberikan nebulizer, itu malah berisiko virusnya airbone.
Tenaga kesehatan juga dikhawatirkan bisa terkena.
Semua orang berisiko.
Terutama orang-orang yang bepergian ke negara yang terjangkit.
WHO sudah membuat daftar 31 negara terjangkit. Termasuk Indonesia.
Apabila ada orang yang baru pulang dari negara terjangkit, lalu dalam 2 minggu batuk-batuk, atau terkena infeksi saluran napas, patut diduga dia kena covid-19.
Berapa persen angka kematian yang dapat disebabkan oleh virus corona? Angka kematian yang dilaporkan sepanjang ini masih di bawah SARS dan MERS.
Angka kematian MERS 34%, SARS 24% dan Covid-19 2-3%.
Namun demikian, angka penderita Covid-19 jauh lebih tinggi dari SARS dan MERS, hingga kini mencapai 9000 orang di seluruh negara yang terjangkit.
Kita harus memeriksakan diri ke rumah sakit, salah satunya setelah kita pulang dari negara terjangkit, seperti pulang dari Singapura atau dari Malaysia.
Lalu dalam waktu periode setelah pulang mengalami infeksi saluran napas atas, harus segera periksa ke dokter.
Cara mencegah, hindari kerumunan. Lalu mengambil jarak 1 meteir kalau terpaksa bepergian karena kita tidak tahu apakah orang itu terpapar virus atau tidak.
Sering mencuci tangan, terutama sebelum memegang mata, hidung, mulut untuk menghindari transmisi secara kontak.
Bila batuk atau bersin menutupi dengan tisu atau lengan baju untuk menghindari kontaminasi secara droplet.
Menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. Tidur 6-8 jam.
Makan 3 kali sehari, cukup minum.
Untuk menghadapi wabah ini, tidak semua orang harus menggunakan masker.
Penggunaan masker diutamakan untuk mereka yang sedang flu supaya tidak menularkan virusnya.
Lalu yang berisiko tinggi, yaitu ibu hamil, manula dan anak-anak.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul POPULER Awalnya Steril, Mengapa Pasien Virus Corona di Indonesia Kini Meningkat Drastis?