GridFame.id - Sosok Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak lepas dari kontroversi.
Terutama dalam sejumlah ungkapannya terkait wabah virus corona di negara tersebut.
Bahkan ia memiliki sebuah 'ide gila' dalam menyelesaikan wabah corona.
Baca Juga: Pertama di Solo, DItemukan Kasus 2 Anak yang Positif Terinfeksi Covid-19, Diduga Tertular Karena Ini
Presiden Amerika Serikat memberi saran tak lazim untuk pengobatan Covid-19.
Termasuk penggunaan sinar ultraviolet dan penyuntikan disinfektan ke tubuh pasien.
Saran tersebut disampaikannya dalam rapat Gedung Putih Kamis (23/4/2020) waktu setempat.
Percaya akan insting medisnya
Dilansir Daily Mail, Trump yang menempuh pendidikan bidang keuangan dan real estate percaya pada insting medisnya soal masalah-masalah medis dan ilmiah.
Ia membahas kemungkinan penyuntikan disinfektan ke tubuh pasien untuk menghilangkan virus corona.
Padahal, agen yang biasa digunakan untuk membunuh virus di lingkungan, pemutih dan isopropil alkohol, keduanya beracun bagi tubuh ketika tertelan.
William Bryan, pejabat keamanan keamanan dalam negeri, menjelaskan kepada Presiden dan wartawan, tentang "tes baru yang menunjukkan bagaimana peningkatan kadar sinar matahari, sinar ultraviolet, dan bahkan kelembaban menyebabkan virus corona mati dalam periode waktu tertentu."
"Bagaimana seandainya kita menabrakkan tubuh kita dengan sinar ultraviolet?" tanya Trump kepada William Bryan Kamis malam.
"Dan saya pikir Anda berkata metode itu belum diperiksa tetapi Anda akan mengujinya, kan?"
"Menarik."
Trump akan bertanya kepada seorang ahli tentang apakah agen pembersih dapat disuntikkan ke pasien untuk melawan virus corona.
"Dan kemudian saya melihat disinfektan," sambung Trump.
"Disinfektan yang bisa membunuh virus dalam satu menit, satu menit saja."
"Adakah cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu?"
"Dengan menyuntikkannya ke dalam tubuh tubuh."
"Seperti yang Anda lihat virus itu masuk ke paru-paru.
"Virus itu sangat banyak di paru-paru."
"Jadi akan menarik untuk memeriksa metode itu."
"Anda harus menggunakan saran dokter medis."
"Tapi itu kedengarannya menarik bagi saya."
Trump yang menyatakan dirinya bukan dokter, tidak menjamin hasil pada percobaan itu.
"Jadi, kita akan lihat. Tapi seluruh konsep tentang sinar ultraviolet, cara disinfektan membunuh virus dalam satu menit, itu cukup kuat," katanya.
Bryan, yang gelar resminya adalah Pejabat Senior yang Melakukan Tugas Sekretaris Bawah untuk Sains dan Teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri, berbicara tentang studi di laboratorium pemerintah.
Studi tersebut menunjukkan, peningkatan suhu secara bertahap memiliki efek merusak virus.
Tetapi Bryan mengingatkan, meskipun virus bisa mati di atas peralatan taman bermain di musim panas, virus masih bisa hidup pada permukaan yang tidak mendapatkan cahaya langsung atau tidak mendapatkan panas.
Bryan bukanlah seorang ilmuwan.
Baca Juga: Jadi Ramadan Pertama Tanpa Putranya, Ibunda Ashraf Pilih Temani BCL dan Noah
Namun ia telah bekerja di Departemen Energi dan Pentagon.
Dia memegang gelar Master of Science dalam intelijen strategis dari Joint Military Intelligence College di Washington DC dan Bachelor of Science dalam manajemen sistem logistik dari Colorado Technical University di Colorado Springs, Colorado.
Sebelum "mempromosikan" disinfektan sebagai pengobatan Covid-19, Presiden Trump telah terlebih dahulu menghentikan promosi obat hidroksiklorokuin yang sebelumnya dinilai potensial.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Presiden AS Donald Trump tidak lagi mempromosikan obat hidroksiklorokuin yang kontroversial.
Sebelumnya, Trump mengatakan hidroksiklorokuin berpotensi untuk mengobati Covid-19.
Mengutip dari The Guardian, sikap ini muncul setelah penelitian baru menunjukkan percobaan hidroksiklorokuin AS belum lama ini, tidak berjalan dengan baik.
Sebelumnya, dokter yang memimpin upaya pemerintah untuk memproduksi Covid-19 yakin akan dipecat.
Lebih jauh, sebuah analisis menunjukkan, hampir sepertiga dari veteran di Rumah Sakit Militer AS meninggal ketika dirawat dengan hidroksiklorokuin.
"Temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif, acak, terkontrol, sebelum adopsi luas dari obat ini," terang para peneliti.
Secara terpisah, Komisioner Administarasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Stephen Hahn menyampaikan peringatan.
Ia mengatakan, agar tidak menarik kseimpulan dari 368 sampel pasien.
Menurutnya, hingga saat ini obat masih dalam uji coba terbatas dan temuannya belum ditinjau sejawat.
"Studi ini merupakan studi retrospeksi kecil di VA," ungkap Hahn.
"Ini adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan dokter, sebagai bagian dari keputusan dalam menulis resep untuk hidroksilorokuin," katanya.