Find Us On Social Media :

Bekerja 30 Jam Sehari, 3 ABK Meninggal Dunia Dibuang di Laut, Susi Pudjiastuti Ngamuk: 'Pelanggaran! Jahat Luar Biasa'

Susi Pudjiastuti soroti penangkapan ikan ilegal terkait ABK yang dieksploitasi.

GridFame.id - Kasus eksploitasi anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal China sangat menyayat hati.

Para ABK di kapal tersebut bekerja mulai dari 18 hingga 30 jam setiap harinya.

Selain itu, gaji mereka juga hanya sebesar Rp 1,7 juta per tahun.

Perbudakan di kapal ini tercium oleh media Korea Selatan, MNC News yang melaporkan kondisi ABK asal Indonesia yang memprihatinkan.

Baca Juga: Tragis! Video Pembuangan Jasad Tiga WNI ABK Kapal China Trending di Korea, Hanya Boleh Minum Air Laut Sampai Alami Kekerasan

Dalam berita MBC dikutip dari TribunKaltim.com, Kamis (7/5/2020), AKB tersebut harus berdiri 30 jam untuk menangkap ikan.

Para ABK hanya diberi waktu istirahat maksimal 6 jam sekali untuk makan.

Selain itu, diduga paspor dan uang deposit para ABK disita agar mereka tidak kabur.

Selain itu, aksi kejam terhadap ABK ini berbeda dengan kontrak sebelumnya.

Mereka terpaksa menangkap ikan hiu yang tak boleh dijual di China.

Akibatnya, banyak dari mereka yang menerima sanksi dari otoritas setempat.

Baca Juga: ABK Asal Sulawesi Ditenggelamkan ke Laut Karena Sakit, Ini yang Akan Terjadi Pada Jenazah yang Dibuang ke Laut

Berbeda dengan ABK asal China, ABK Indonesia dibedakan dengan cara harus minum air laut dari hasil penyulingan yang menyebabkan penyakit.

Terlihat dari video viral yang beredar di internet, tepatnya ada 3 ABK asal Indonesia yang meninggal dibuang ke laut.

Melihat hal tersebut, mantan menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti buka suara di Twitter, Kamis (7/5/2020).

Mantan menteri yang sempat menjadi kebanggan masyarakat karena berani menenggelamkan kapal asing ini geram.

"Di situ juga ada pelanggaran: k

"Ilegal Unreported Unregulated Fishing: 1. Kejahatan lintas negara, dilakukan di beberapa wilayah laut beberapa negara, oleh crew, abk dr beberapa negara, hasil tangkapannya dijual ke beberapa negara, melanggar hukum banyak negara," tulisnya.
 
Untuk mengantisipasinya, saat menjadi menteri, Susi sebenarnya sudah membuat satuan tugas untuk menangani kejahatan (Satgas) di laut termasuk untuk menghindari perbudakan ABK.
 
Berusaha mengikuti jejak Amerika yang serius menyoroti eksploitasi kapal ilegal, Satgas yang dibentuk Susi bernama Satgas 115.
 
Namun, Satgas tersebut tak lagi terdengar bagaimana kabarnya setelah Susi tidak lagi menjabat.
 
"Begitu seriusnya kejahatan ini America/Obama sampai membentuk Task Force IUUF. Indonesia di bawah Pak Jokowi jg membuat Satgas 115. Yg dulu rencananya akan dibuat multi door menangani semua kejahatan di laut," tulis Susi.
 
Melihat tanggapan Susi terhadap ABK, netizen memberikan komentar yang beragam.
 

 

"Bu @susipudjiastuti apa tidak ingin menjabat lagi? Biar mereka ditenggelamkan lagi, biar nelayan kita kaya lagi," tulis @vonnyfatikasari.

Baca Juga: Sakit Hingga Meninggal Dunia di Kapal China, Jenazah  ABK Asal Sulawesi di Tenggelamkan ke Laut Agar Kru Lain Tak Tertular

"Bu Susi ada ribuan ABK kapal kita di seluruh dunia gaji cuma 300 dolar sebulan 2 tahun baru pulang. Kerja rodi di ambil dari kampung-kampung tapi saya yakin data mereka nggak ada di BNP2TKI," tulis @rangga3131.

"Tolong bu balik lagi, kami merindukan ketegasan ibu agar tidak ada kejadian serupa dialami negara kita," tulis @chaitolleid.

"Masukan harus tetap ada bu ke pemerintahan, sebab setidaknya ibu juga berpengalaman 5 tahun terakhir tentang kelautan," tulis @langit_biru.