- Uji filtrasi bakteri (bactrial fitritation efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
- Uji permebilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)
Menurut dia, masker kain dengan bahan lentur seperti scuba, saat dipakai akan terjadi perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang membuat permeabilitas udara menjadi tinggi.
Hal tersebut membuat peluang partikular virus untuk menembus masker semakin besar.
Melansir Healthline, 14 Sptember 2020, buff juga disebut tak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus corona.
Studi dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan bahwa buff tak efektif memblokir droplet atau tetesan pernapasan yang keluar dari mulut, di mana menjadi salah satu jalur masuk penularan virus corona Covid-19.
Sehingga, saat orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, risiko penularan penyakit tetap tinggi.
Bahkan, disebutkan bahwa orang menggunakan buff jauh lebih buruk dibandingkan orang yang tak memakai masker sama sekali.
Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.
"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibandingkan tidak memakainya sama sekali. Akan tetapi, hal itu salah," jelas pemimpin studi Duke University, Martin Fischer.
"Kami mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil.
Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," lanjut dia.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.