"Dan dia merasa itu tidak bisa dilakukan kalau diwawancara secara live di TV atau ditanya orang lain. Dia juga melihat ramalan saya tidak memihak siapapun. Beliau menganggap saya netral. Saya yang membujuk hingga dia akhirnya mau."
Denny juga punya trik agar Wenny mengungkap kejujuran dan tak berniat pansos.
Karena bertemu langsung, Denny bisa mempelajari wajah dan membaca bahasa tubuh Wenny sebelum podcast berlangsung.
Ia melihat ada tiga hal yang tampak pada sosok Wenny dan menepis dugaan jika wanita tersebut berbohong.
"Singkat kata ini yang terjadi (Wenny Ariani tidak berbohong), karena saya sendiri pun dengan pekerjaan saya kan sebagai seorang magician, pekerjaan saya mengharuskan saya untuk 'Berbohong', dan saya tahu saat saya ketemu satu orang yang berbohong," ujar Denny.
"Dan saat dia (Wenny Ariani) melakukan ini, sebenarnya saya bisa mengatakan bahwa satu dia nggak bohong. Kedua, dia sangat-sangat ketakutan, ketiga dia sudah ingin melakukan tapi kayak 'Jadi nggak, jadi nggak'. Tapi kita lihat nanti di peradilan seperti apa."
Denny juga menilai Wenny sosok yang dewasa dan juga mapan.
"Kalaupun dia ini pansos, yang paling dirugikan adalah anaknya. Saya pun menanyakan pada dia, 'Kok mau diblow-up media'. Wenny bilang bukan mau, tapi pihak lawan melakukan sesuatu yang tak bisa diperkirakan hingga berita ini heboh sampai sekarang. Dia nggak perlu pansos," ujar Denny.