GridFame.id- Antibiotik adalah sekelompok obat yang biasa digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri.
Melansir dari Medical News Today, obat yang kerap menjadi senjata melawan bakteri ini mulai jamak digunakan sejak awal abad ke-20.
Sedangkan, sejarawan medis melacak jejak antibiotik alami telah digunakan untuk terapi tradisional pada medio 350 sampai 550 silam.
Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri di tubuh.
Agar obat dapat bekerja secara efektif, dokter umunya akan merekomendasikan antibiotik dengan cara tertentu.
Ada yang perlu dikonsumsi sebelum makan, sesudah makan, tidak boleh dicampur dengan susu dan aturan khusus lainnya.
Namun ada kalanya seorang pasien ketika minum satu hingga 2 butir antibiotik, dirinya sudah merasakan tubuhnya membaik meski obat yang diresepkan masih banyak.
Lantas, mengapa antibiotik resep dari dokter perlu dihabiskan?
Alasan mengapa antibiotik perlu dihabiskan
Melansir dari Mayo Clinic (19/9/2021), setiap antibiotik yang diresepkan oleh dokter harus dihabiskan hingga pengobatan tuntas.
Alasan mengapa antibiotik perlu dihabiskan karena keterkaitan akan efektivitas obat tersebut.
Selain itu antibiotik yang tidak habis dapat mencegah infeksi yang berulang.
Jika pengobatan antibiotik berhenti di tengah jalan, maka infeksi bakteri yang belum selesai sewaktu-waktu dapat kambuh kembali.
Bukan hanya itu, mencoba menghentikan konsumsi antibiotik sebelum masa pengobatan selesai juga bisa meningkatkan risiko bakteri yang kebal terhadap pengobatan di masa yang akan datang.
Dengan begitu bakteri yang seharusnya mati akan bisa hidup dan berkembang biak dalam tubuh dengan membawa kekebalan dari obat antibiotik.
Kondisi tersebut biasa disebut dengan resistensi antibiotik. Bakteri dapat berubah dan beradaptasi sehingga tidak lagi terpengaruh oleh antibiotik.
Melansir dari NHS, setiap bakteri yang bertahan dari pengobatan antibiotik dapat berkembang biak dan menularkan sifat resistensinya.
Beberapa bakteri juga dapat menstransfer sifat tahan obat mereka ke bakteri lain seakan mereka saling membantu untuk bertahan hidup.
Efek resistensi antibiotik ini yang dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Salah satunya penderita bisa mengalami penyakit sejenis yang lebih parah dari sebelumnya, penyembuhan sakit yang lebih lama, maupun penyakit yang sulit disembuhkan.
Terpisah, Kementerian Kesehatan juga menyebut, resistensi antibiotik dapat menyebabkan proses pengobatan jadi lebih panjang, memicu infeksi serius yang berujung kegagalan organ, hingga kematian.
Maka dari itu, pastikan Anda menghabiskan seluruh obat antibiotik yang direseokan oleh dokter, bahkan setelah gejala sakit mulai mereda.
***