GridFame.id – Indonesia sudah mendapat lampu hijau dari Arab Saudi untuk mengirim Jemaah umrah. Pernyataan ini menyusul dari kebijakan yang lalu telah disampaikan bahwa Arab Saudi telah mencabut status ‘suspend’ di enam negara salah satunya Indonesia.
Di mana hal tersebut disampaikan melalui surat edaran General Authority of Civil Aviation (GACA) yang diterbitkan pada Kamis (25/11/2021).
Dicabutnya larangan penerbangan tersebut merupakan pertanda baik terkait pelaksanaan haji dan umrah.
Setelah edaran GACA dilayangkan, Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudia Arabia juga telah melakukan konferensi pers pada Minggu (28/11/2021).
Pada konferensi tersebut akhirnya Jubir Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Hisyam Abdul Mun’im Said menyampaikan syarat umrah dari luar negeri, termasuk Indonesia.
Untuk mengetahui jelasnya simak penjelasan terkait syarat umrah yang bisa dipenuhi oleh Jemaah.
Baca Juga: Arab Saudi Akhirnya Cabut ‘Suspend’ Penerbangan dari Indonesia, Sudah Dapat Izin Umrah?
Syarat umrah yang dijelaskan di bawah ini merupakan hasil terjemahan oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI).
Berikut ini syarat umrah yang harus dipenuhi oleh Jemaah dianataranya:
1. Jamaah umrah telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19 sebagai syarat penerbitan visa umrah;
2. Bagi jamaah yang mendapatkan vaksin sesuai yang dipakai oleh Arab Saudi (Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Jhonson) tidak perlu karantina;
3. Jamaah yang menggunakan vaksin yang diakui oleh World helath Organization (WHO) harus menjalani karantina selama tiga hari.
4. Jamaah harus menjalankan tes PCR 48 jam setelah dimulainya karantina, dan boleh melaksanakan ibadah umrah jika hasilnya negatif.
Adapun penerbitan visa untuk Jamaah umrah dari luar Arab Saudi sesuai jenis vaksin harus melewati langkah-langkah sebagai berikut:
1. Syarikah Umrah atau Provider Visa membeli layanan dan membuat paket layanan untuk program umrah.
2. Syarikah Umrah atau Provider Visa mengisi data permohonan penerbitan visa.
3. Syarikah Umrah atau Provider Visa memasukkan (data) jemaah Umrah ke dalam program Umrah.
4. Data jemaah Umrah berikut jenis vaksinnya didaftarkan dan sertifikat vaksin dilampirkan.
5. Reservasi awal untuk izin umrah/sholat/ziyarah dibuat di aplikasi Eatamarna.
6. Syarikah Umrah atau Provider Visa mengirimkan permohonan penerbitan visa untuk jemaah Umrah.
7. Sistem akan memeriksa jenis vaksin
Jika jenis vaksin adalah salah satu vaksin yang disetujui di Arab Saudi:
a. Menyerahkan pemeriksaan PCR dengan sampel yang diambil dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
b. Visa akan diterbitkan tanpa penerapan syarat karantina institusional atau memiliki reservasi akomodasi dengan 3 atau 2 kali makan.
c. Visa akan diterbitkan tanpa penerapan syarat karantina institusional atau memiliki reservasi akomodasi dengan 3 atau 2 kali makan.
Ketentuan akan berbeda jika ternyata jenis vaksin yang digunakan Jemaah diluar aturan pemerintah Arab Saudi.
Baca Juga: Arab Saudi Akhirnya Cabut ‘Suspend’ Penerbangan dari Indonesia, Sudah Dapat Izin Umrah?