Perlu diketahui, vaksin dirancang untuk mempersiapkan sistem kekebalan tubuh ketika menghadapi infeksi virus atau bakteri biang penyakit. Cara kerja vaksin salah satunya dengan memperkenalkan tubuh dengan komponen kuman untuk mengaktifkan respons imun. Vaksin dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan respons imun berlebihan atau sampai membuat orang seperti terserang penyakit. Di beberapa kasus, respons imun ini dapat menyebabkan gejala ringan mirip ketika sakit, seperti demam. Tapi, perlu diingat, respons tubuh setiap orang ketika divaksin bisa berbeda-beda. Terkadang ada juga orang yang tidak merasakan demam atau efek samping lainnya. Dengan kata lain, vaksin tetap efektif dan bekerja meskipun orang habis disuntik vaksin tidak merasakan demam atau efek lainnya. Cara mengatasi demam setelah vaksin Mengingat demam setelah disuntik vaksin adalah reaksi yang normal bagian dari respons imun, Anda tidak perlu khawatir berlebihan ketika merasakan efek samping ini. Menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ada beberapa cara mengatasi demam setelah disuntik vaksin yang bisa dijajal di rumah, antara lain:
Baca Juga: Lansia Tak Perlu Menunggu 6 Bulan Untuk Vaksin Booster, Cek Aturan Terbarunya
- Kompres dengan air hangat - Mandi dengan air hangat - Banyak minum air putih - Istirahat yang cukup - Minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan apabila nyeri atau demam tak tertahankan. Selain demam, KIPI setelah divaksin yang kerap dikeluhkan lainnya yakni nyeri atau bengkak di sekitar tempat suntikan, tidak enak badan, pusing, mual, nyeri otot, sampai diare. Sekali lagi, tak perlu panik. Efek samping setelah disuntik vaksin di atas, termasuk demam, biasanya bersifat sementara. Jika Anda khawatir dengan efek vaksin atau merasakan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Vaksin Booster Kini Tak Perlu Menunggu hingga 6 Bulan, Benarkah? Ini Kata Kemenkes
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Kenapa Badan Demam setelah Suntik Vaksin?"