Seperti dilansir Masrawy pada Sabtu (29/1) dalam jawabannya, Syekh Uwaidha menjelaskan bahwa tidak ada nas (Alquran dan hadits) yang menerangkan tentang orang yang akan meninggal mempunyai firasat dalam empat puluh hari sebelum kematiannya datang.
Akan tetapi menurutnya hal ini telah menjadi fakta yang telah disaksikan dan dialami.
Seolah seseorang yang hendak meninggal itu berkata, “Saya sudah menyelesaikan tugas saya.” Menurut Syekh Uwaidha hal ini juga terlihat dari seseorang yang gemar menyambung silaturahim, bertaubat, dan menunaikan hak-haknya.
Menurut Syekh Uwaidha semua itu dilakukan seseorang yang memiliki firasat akan kematiannya mungkin karena Allah SWT menghendaki untuk orang tersebut menjadi baik.
Menurutnya tidak ada hadits yang menunjukkan tentang seseorang dapat mempunyai firasat akan kematiannya pada empat puluh hari sebelum kematiannya datang.