GridFame.id -Indonesia bakal terkena dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina.
Selain LPG dan Minyak, beberapa kebutuhan pangan negara Indonesia juga terancam bakal naik.
Salah yang bakal naik adalah harga mi instan.
Tak hanya itu aja, roti juga berpotensi bakal naik harga imbas dari perang Rusia-Ukraina.
Tentu saja kabar ini membuat sejumlah pihak merasa kurang senang.
Apalagi mi instan merupakan salah satu makanan yang diandalkan khususnya anak kos ketika akhir bulan.
Mengapa mi instan dan roti harganya bisa melambung?
Pasalnya, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan roti hingga mi instan.
Meski bukan makanan utama seperti beras, Impor gandum Indonesia terbilang tinggi.
"Ini yang perlu diantisipasi. Beberapa produk makanan kita cukup bergantung dari gandum, jadi bisa mempengaruhi harga jual misalnya mie instan, ataupun roti, dan produk gandum turunan lainnya," kata Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/2/2022).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina berada di urutan pertama sebagai pengimpor gandum di Indonesia.
Pada tahun 2020, impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton.
Secara keseluruhan di tahun 2020, total impor gandum Indonesia sebanyak 10,299 juta ton.
Dengan demikian, Ukraina berkontribusi pada lebih dari 20 persen stok gandum di Tanah Air.
Kemudian pada Januari 2022, serealia termasuk gandum tercatat menjadi komoditas impor yang naik paling tinggi.
Komoditas dengan kode HS 10 ini tercatat naik 130,3 juta dollar AS secara bulanan (month to month/mtm) terhadap Desember 2021.
"Jadi kalau lihat dari perkembangan harga komoditas khususnya gandum memang terjadi kenaikan dalam sebulan terakhir lebih dari 14 persen. Satu bulan terakhir saja kenaikannya segitu dan mengakibatkan penyesuaian di bidang produksi," beber Bhima.
Baca Juga: Dampak Nyata Perang Rusia dan Ukraina Pada Indonesia, Harga LPG Bisa Melambung!
Kenaikan harga turut dipengaruhi oleh harga minyak yang naik tinggi dan sempat tembus 100 dollar AS per barel.
Hal ini membuat ongkos logistik untuk pengiriman menjadi makin mahal.
Namun kata Bhima, penyesuaian harga tetap bergantung pada para pengusaha di bidang makanan dan minuman yang bahan utamanya banyak dari gandum.
Dia berharap kenaikan harga tidak terjadi merata, mengingat warga sudah dibebankan dengan kenaikan beberapa komoditas lainnya, seperti daging sapi, minyak goreng, hingga kedelai.
"Tentunya membutuhkan subsidi pangan yang lebih besar. Makanya kami sarankan APBN segera dilakukan perubahan untuk memperbaiki pos anggaran, misalnya untuk belanja subsidi pangan, kemudian subsidi energi," tandas Bhima.
Sebelumnya diberitakan, operasi militer Rusia ke Ukraina terjadi sejak Kamis (24/2/2022) hingga saat ini.
Teranyar, Rusia meledakkan wilayah Vasylkil, sekitar 30 kilometer dari ibu kota Ukraina, Kyiv. Militer Rusia terus bergerak ke beberapa kota Ukraina.
Militer Ukraina yang kalah jumlah pun terus berusaha menahan serangan pasukan Rusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Roti hingga Mi Instan Berpotensi Naik"
Baca Juga: Bersiap Kencangkan Ikat Pinggang Ini Daftar Kebutuhan Pokok yang Naik di Tahun 2022