Namun tidak dipungkiri bahwa Luciferase sempat digunakan beberapa peneliti terhadap virus Covid-19 pada tahun 2022.
Para Ilmuwan di University of Texas Medical Branch ketika itu menggunakan Luciferase untuk mengembangkan tes diagnostic yang lebih cepat dan akurat untuk Covid-19 serta menganalisis terapi potensioal dan mendapatlan pemahaman yang lebih jelas tentang SARS- CoV-2
Enzim ini digunakan dalam penelitian Covid-19 karena kemampuannya menghasilkan cahaya membantu para peneliti melacak bagaimana virus dan vaksin berinteraksi dengan sel.
Sebagai contoh para Ilmuwan di University of Texas Medial Branch di Galveston smenggunakan luciferase ntuk mempercepat pengembangan vaksin dan pengujian dagnostik.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa vaksin corona virus tidak mengandung enzim luciferase.
Penerima vaksin juga tidak menerima jejak, kode batang, atau pola sehingga dapat dilacak.
Enzim luciferase digunakan dalam penelitian virus corona karena kemampuannya menghasilkan cahaya namun bukan merupakan komponen dari pembuatan vaksin.
Baca Juga: Daftar Lokasi Vaksin Booster yang Buka Malam Hari Calon Pemudik Bisa Gas Habis Tarawih