GridFame- Beberapa waktu lalu muncul klaim mengenenai vaksin Covid-19 yang mengandung luciferase di media sosial.
Salah satu akun Instagram sempat mengunggah sebuah video berisi pidato dari seorang wanita.
Dalam pidatonya tersebut, si wanita megatakan bahwa vaksin Covid-19 mengandung Luciferase, yakni senyawa yang dapat melacak keberadaan seseorang.
“Jadi, ada bahan yang disebut dengan LUCIFERASE (SM-102). Yang bisa melacakmu. Temanku dilaporkan atas tuduhan menggunakan Paspor Vaksin Palsu. Dia melewati (scanner) di Bandara untuk Penerbangan Internasional. Tahu apa yang mereka bilang? Kami tahu Kau tidak disuntik Vaksin. Tahu Kenapa? Karena mereka menaruh sesuatu di dalam vaksin untuk melacakmu," demikian kata wanita yang ada dalam video.
Lantas benarkah vaksin virus Covid-19 mengandung luciferase, yang dapat melacak keberadaan seseorang?
Berdasarkan penelusuran mengenai klaim vaksin Covid-19 mengandung Luciferase, senyawa yang dapat mealcak keberadaan seseorang.
Penelusuran mengatakan beberapa artikel membantah adanya klaim tersebut menganai pelacakan yang ada di vaksim Covid-19.
Berdasarlam Food and Drug Administration (FDA), Luciferase adalah enzim yang berinteraksi dengan protein yang disebut luciferin untuk melepaskan cahaya. Senyawa ini yang kemudian digunakan kunang-kunang menarik calon pasangan.
Sementara bahan vakin Covid-19 berbeda-beda di setiap produsen, namun dari berbagai bahan tersebut tidak ada yang mengandung Luciferase.
Baca Juga: Belum 100 Persen Terlindungi Ini Gejala Covid XE pada Orang yang Sudah Divaksin Lengkap
Dikutip GridFame.id dari USA Today mengatakan enzim Luciferase bukanlah bahan dalam vaksin virus corona manapun.
Untuk mengetahui bahan-bahannya, Anda dapat mengakses situs web Centers for Disease Control and Prevenion.
Namun tidak dipungkiri bahwa Luciferase sempat digunakan beberapa peneliti terhadap virus Covid-19 pada tahun 2022.
Para Ilmuwan di University of Texas Medical Branch ketika itu menggunakan Luciferase untuk mengembangkan tes diagnostic yang lebih cepat dan akurat untuk Covid-19 serta menganalisis terapi potensioal dan mendapatlan pemahaman yang lebih jelas tentang SARS- CoV-2
Enzim ini digunakan dalam penelitian Covid-19 karena kemampuannya menghasilkan cahaya membantu para peneliti melacak bagaimana virus dan vaksin berinteraksi dengan sel.
Sebagai contoh para Ilmuwan di University of Texas Medial Branch di Galveston smenggunakan luciferase ntuk mempercepat pengembangan vaksin dan pengujian dagnostik.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa vaksin corona virus tidak mengandung enzim luciferase.
Penerima vaksin juga tidak menerima jejak, kode batang, atau pola sehingga dapat dilacak.
Enzim luciferase digunakan dalam penelitian virus corona karena kemampuannya menghasilkan cahaya namun bukan merupakan komponen dari pembuatan vaksin.
Baca Juga: Daftar Lokasi Vaksin Booster yang Buka Malam Hari Calon Pemudik Bisa Gas Habis Tarawih