Cara kerjanya, menggunakan sampel usap hidung atau air liur untuk deteksi adanya partikel vurus dalam tubuh.
Pendeteksian ini menggunakan teknik yang disebut spektometri massa kromatografi gas yang bertugas memisahkan dan mengidentifikasi campuran kimia dengan cepat menyaring lima senyawa yang terkait dengan infeksi COVId-19 di nafas seseorang yang dihembuskan.
Meski dapat digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19, namun hasil positif dengan alat ini masih dianggap ‘dugaan’ dan masih harus dikonfirmasi menggunakan PCR untuk hasil yang lebih akurat.
FDA memperingatkan hasil negatif menggunakan alat tesebut juga harus dipertimbangkan berdasarkan konteks paparan pasien.
Dimulai dari riwayat,adanya tanda dan geala klinis yang konsisten dengan Covid-19.
Karena itu tidak boleh mengambil keputusan langsung terkait hasil dari alat tersebut.
Karena breathalyzer bukan satu-satunya dasar yang bisa dijadikan patokan penanganan pasien selanjutnya.
Demikian informasi terkini mengenai alat deteksi terkini Covid-19 yang hasilnya dapat dilihat kurang dari 3 menit.
Baca Juga: Vaksin Mengandung Luciferase yang Jadi Alat Pelacak, Benarkah?