Virus Hendra dalam kondisi parah bisa menyebabkan penyakit pernapasan dengan tanda dan gejala yang mirip flu parah seperti kesulitan bernapas.
Bahkan sebagiannya berkembang menjadi meningitis atau ensefalitas (radang otak), menyebabkan sakit kepala, demam tinggi, kantuk, terkadang kejang dan alami koma.
Menurut Kementerian Kesehatan hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini, sehingga pengobatan bersifat simptomatis (sesuai gejalanya) dan supportif.
Atas fakta tersebut, Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani memberikan beberapa sara dalam melakukan penularan virus Hendra.
“Kotoran atau urine kelelawar yang jatuh pada rumput makanan kuda dapat menyebabkan kuda terinfeksi virus Hendra. Manusia dapa terinfeksi virus bila terpapar cairan atau droplet dari kuda yang terinfeksi virus Hendra,” jelasnya dikutip dari laman resmi Unair.
Karena telah diketahui penyebabnya, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan dan juga daya tahan tubuh.
Laura juga mengatakan bagi mereka yang memiliki kontak langsung kepada hewan haru menjaga higienitas dan sanitasi dan lingkungan hewan ternak.
Kemudian mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh T-Zone menjadi uoaya preventif yang diharapkan dapat dibiasakan.
Baca Juga: Ancaman Baru Dunia Varian Baru Covid-19 Terdeteksi Dinilai Lebih Ngeri dan Menular