GridFame.id - Aisyah Aurum putri Denada kini masih berjuang melawan kanker darah atau leukimia.
Saat ini, Aisyah Aurum tengah mendapat perawatan di Singapura.
Kini Denada mengalami sedikit kesulitan ekonomi.
Hal tersebut mengharuskan ia bolak-balik ke Indonesia.
Pasalnya biaya pengobatan yang dikeluarkan pun tak sedikit.
Di Indonesia, Denada berjuang mencari biaya untuk pengobatan putrinya.
Namun, Denada sendiri selalu diselimuti rasa kalut saat meninggalkan putrinya untuk bekerja.
Tak jarang Denada menangis khawatirkan kondisi putrinya yang masih berjuanh melawan kanker.
Langsung simak, yuk!
Belum lama ini, Denada ceritakan kisah pilunya harus bolak-balik meninggalkan putrinya ke Indonesia.
Sebulan sekali, Denada harus pergi ke Indonesia untuk bekerja.
"Jadi sebulan sekali aku masih suka ke Indonesia.
Selama satu atau dua minggu aku di sini buat kerja," kata Denada dikutip GridFame.id dari Tribun-Medan.com.
Ia selalu menangis saat ia harus berangkat ke Indonesia lantaran khawatir dengan kondisi putrinya.
"Setiap kali aku mau pulang ke Indonesia, kalau udah H-7 cari tiket pulang, setiap malam aku nangis," ucapnya.
Tak mau putrinya ikut sedih, Denada harus bersikap seolah baik-baik saja.
"Aku berusaha selalu senang di hadapannya sebelum ke Indonesia," lanjutnya.
Pasalnya, Aisyah sendiri beberapa kali menangis saat Denada berangkat ke Indonesia untuk bekerja.
Lantaran hal itu, Denada harus memohon-mohon setiap kali akan berangkat.
"Begitu kemarin aku mau pulang ke indonesia, aku bilang dan mohon mohon ke dia.
'Kamu percaya ya, nggak ada tempat di dunia ini yang aku kepingin yang paling menyenangkan buatku daripada di samping kamu' gitu.
Terus, 'Kalau aku boleh memilih, aku memilih ada disamping kamu 24 jam, bisa tetap memprovide dapat nafkah'.
Tapi engga begitu berjalannya," ujar Denada sambil terisak.
Di sisi lain, Aisyah atau Shakira sempat memohon agar sang ibunda mencari pekerjaan di Singapura agar selalu dekat dengannya.
Namun Denada tak bisa berbuat apa-apa lantaran pekerjaannya memang di Indonesia.
"Dia belum mengerti, tidak seperti itu berjalannya dan sistemnya."
"Ya pekerjaan aku di Indonesia, ini resiko yang harus aku hadapi," ujar Denada.