Bisa juga didukung dengan mengoleskan pelembab dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung.
“Jamaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di tanahh suci,” imbuhnya,
Kemenkes mengungkap bahwa jemaah haji rentan mengalami penyakit kulit salah satunya dermatitis apotik yakni kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayata atopi atau alergi.
Jika jemaah haji mengalami gejala dermatitis atopi seperti ini, dokter menyarankan untuk tidak hanya menggunakan pelembab namun juga diberikan zat yang bersifat anti inflamasi.
“Anti inflamasi untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi,” tegasnya.
Dokter Milany, sapaannya, turut menyarankan agar jemaah haji tidak membiarkan kultnya kering, agar tidak terjadi luka pada kulit yang berakibat timbulnya selulitis.
“Untuk itu jemaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” tandasnya.
Baca Juga: Fix! Jokowi Teken Aturan Baru Ini Rincian Biaya Haji per Embarkasi 2022