GridFame.id - Para jobseeker sebaiknya lebih teliti!
Belakangan tengah marak kasus penipuan digital yang meresahkan.
Modus yang dipakai pelaku juga beragam sehingga banyak orang terjebak.
Salah satunya modus penipuan lowongan pekerjaan atau loker freelance.
Sasarannya tentu para fresh graduate atau kaum millenial yang tengah mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.
Biasanya pelaku akan melancarkan aksinya melalui sosial media hingga pesan pribadi.
Parahnya ada yang justru menjadikan modus loker untuk melakukan scam, phising hingga pencurian data untuk pinjol.
Ada juga yang tega menguras saldo rekening bank korban.
Tentunya hal ini bisa memberikan kerugian baik materiil maupun immateriil bagi para korban.
Agar tak tertipu, ada baiknya mengenali modus penipuan loker freelance yang tengah marak.
Simak begini cara kerja para pelaku.
Dilansir dari laman resmi bca.co.id, begini cara kerja penipu loker freelance yang meresahkan:
1. Menghubungi calon korban secara acak
Pelaku kejahatan akan menghubungi para calon korban lainnya secara random, biasanya via aplikasi chat seperti WhatsApp, Anda bisa mendapatkan pesan tersebut biarpun tidak melakukan registrasi atau melamar pekerjaan di sebuah tempat. Mereka akan mengaku bekerja dari sebuah perusahaan dan tidak jarang kamu bisa menemukan perusahaan tersebut di internet.
Nomor yang digunakan bisa berupa nomor dari provider Indonesia maupun nomor dengan kode dari negara lain. Saat mengirim dengan menggunakan kode nomor negara lain, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia yang sedikit kaku, cara ini untuk meyakinkan calon korbannya bahwa dia bukan pengguna bahasa Indonesia asli.
2. Menawarkan pekerjaan yang mudah dengan imbalan menarik
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh oknum kejahatan tersebut adalah menawarkan pekerjaan freelance / paruh waktu kepada calon korbannya.
Pekerjaan yang ditawarkan sangat mudah tanpa membutuhkan keahlian khusus.
Tugas yang diberikan cukup mudah, hanya perlu mem-follow dan memberikan like pada sebuah akun media sosial dan akun media sosial itu pun sudah dirancang untuk membuat calon korbannya lebih percaya. Menariknya, pekerjaan tersebut menjanjikan imbalan yang menarik dan bisa dilakukan saat itu juga, hal ini membuat banyak orang tertarik untuk menerima tawarannya.
Baca Juga: Ramai Grup Telegram Ajakan Freelance, Diberi Tugas Tapi Berujung Dipaksa Pinjam di Pinjol
3. Meminta masuk ke dalam grup aplikasi berkirim pesan
Korban yang tertarik dan bersedia melakukan tugas tersebut akan diminta terlebih dulu masuk ke dalam grup chat yang ada di aplikasi Telegram.
Setelah masuk ke dalam grup, korban akan diberikan arahan tentang tugas yang harus dikerjakan dan grup tersebut akan berisi ratusan akun yang mungkin adalah korban dan sindikat pelaku kejahatan tersebut.
Topik obrolan yang dibicarakan di dalam grup pun cukup meyakinkan, Anda akan menemukan tips dalam melakukan pekerjaan hingga pembayaran komisi dari tugas.
4. Akan dapat imbalan komisi / reward yang menarik
Korban yang sudah diberikan tugas hanya perlu menyelesaikan semua pekerjaan yang diminta.
Pekerjaan tersebut pun bisa diselesaikan korban dengan waktu cepat. Korban akan diminta screenshot pekerjaannya sebagai bukti. Reward atas pekerjaan pun akan didapatkan dalam tempo yang sebentar setelah pekerjaan selesai.
Sayangnya, hal ini hanyalah sebuah trik supaya korban tetap percaya dengan modus kejahatan yang dijalankan.
5. Meminta untuk mentransfer uang deposit
Oknum pelaku kejahatan pun akan memberikan pekerjaan tambahan (mereka sebut Tugas Prabayar) dengan reward yang lebih besar.
Namun, ada beberapa syarat yang perlu dilakukan oleh korban untuk mendapatkan pekerjaan ini.
Korban biasanya diminta untuk mentransfer sejumlah uang ‘deposit’ ke rekening pelaku, jika tidak maka reward-nya akan kembali turun ke nominal awal lalu korban langsung mendapatkan reward masuk ke rekeningnya sehingga korban tambah percaya. Selanjutnya, korban diminta untuk mentransfer lagi sejumlah uang yang lebih besar dari sebelumnya, dengan iming-iming mendapatkan reward lebih besar dari sebelumnya.
Tetapi reward yang dijanjikan tidak didapatkan, dengan dalih ada tugas tambahan, dan jika ingin mendapatkan reward-nya harus transfer dengan nominal lebih besar lagi.
6. Komisi imbalan tidak kunjung ditransfer
Pada awal-awal pengerjaan tugas, pembayaran reward lancar dan cepat, namun hal ini akan berubah setelah beberapa kali pekerjaan, oknum pelaku akan terus menunda pembayaran komisi dengan banyak alasan yang dipakai.
Alasan yang biasa dipakai adalah penambahan pekerjaan yang perlu diselesaikan, malahan penundaan pembayaran ini ditambah dengan permintaan untuk mentransfer uang guna mendapatkan pekerjaan tambahan lainnya. Dan akhirnya karena korban tidak bisa memenuhi tugas untuk mentransfer sejumlah uang yang diinginkan pelaku, pelaku berdalih kalau tugas-tugas yang diberikan tidak diselesaikan oleh korban, sehingga membuat uang yang sudah di transfer tidak bisa kembali. Korban yang sudah merasa curiga pun akan mulai mempertanyakan kejelasan dari pembayaran komisi.
Jika hal ini terjadi, pelaku kejahatan akan mengeluarkan korban dari grup dan memblokir nomornya, mengingat penipuan ini dilakukan secara berkelompok, korban akan sulit melacak pelaku kejahatan.
Nomor bank yang digunakan pun bisa sangat banyak dengan nama yang berbeda-beda.