GridFame.id - Meninggalnya Ashraf Sinclair memang masih membuat masyarakat seolah belum percaya sepenuhnya.
Pasalnya ia meninggal secara mendadak.
Keluarga besar Indonesian Idol X menggelar penghormatan terakhir untuk Ashraf Sinclair sebagai suami salah satu jurinya Bunga Citra Lestari (BCL).
Baca Juga: Pemain Sinetron 'Anak Langit' Ditangkap Polisi karena Terbukti Konsumsi Narkoba
Penghormatan tersebut dilakukan dengan mengenakan pita hitam saat konferensi pers untuk grand final mendatang.
Head of Production Operation RCTI mengungkapkan bahwa makna pita hitam yang dikenakan itu adalah untuk mengenang dan bersimpati pada BCL serta keluarga yang ditinggalkan oleh Ashraf.
Mengutip dari Tribunnews.com, hal tersebut disampaikan oleh Fabian Dharmawan di studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Rabu (19/2/2020).
Dalam konferensi pers, keluarga besar dan para audience terlihat mengenakan pita hitam di lengan atau dada bagian kiri.
Ari Lasso yang diketahui juga merupakan sahabat BCL pun meminta seluruh hadirin untuk berdiri.
Hal tersebut guna memberikan penghormatan terakhir untuk Ashraf Sinclair.
Setelah itu dilanjutkan dengan menundukkan kepala sembari memanjatkan doa untuk pria pemilik nama asli Ashraf Daniel Mohammed Sinclair tersebut.
Mereka berharap keluarga bisa diberikan kekuatan, penghiburan, ketabahan dan keikhlasan.
Masyarakat pun sempat bertanya-tanya apa BCL masih akan menjadi juri Indonesian Idol.
Namun rasa penasaran tersebut telah terjawab.
Pihak indonesian idol telah memberikan keputusan pada BCL untuk menentukan pilihan perihal apakah dirinya akan tetap menajdi juri dalam grand final Indonesian Idol X atau tidak.
Sebelumnya telah diberitakan bahwa Ashraf Sinclair meninggal pada selasa (18/2/2020).
Pria asal Malaysia tersebut menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit MMC Kuningan.
Ia meninggal karena serangan jantung.
Kini Ashraf telah diamakamkan di San Diego Hills pada hari yang sama.
Kini sosial media dipenuhi dengan doa-doa untuk ayah Noah sinclair tersebut.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Hanifa Qurrota A'yun |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar