GridFame.id - Persebaran virus corona di Indonesia memang menimbulkan banyak kekhawatiran.
Virus yang mengganggu sistem pernapasan ini menyebar melalui droplet atau tetesan dari mulut penderita.
Saat sang penderita batuk ataupun bersin, virus Covid-19 dapat menyebar ke orang lain melalui udara.
Banyak yang mempercayai bahwa virus ini lebih mudah menyerang orang-orang yang tinggal di daerah lembab.
Baca Juga: Banyak yang Kembali Terinfeksi Corona, Ilmuwan Mulai Khawatir
Baca Juga: Perokok Berisiko Lebih Tinggi Terinfeksi Virus Corona, Ilmuwan Jelaskan Alasannya
Pasalnya, beberapa orang bahkan bertanya-tanya apakah virus corona ini adalah musiman.
Ada pula orang yang percaya bahwa virus corona akan berhenti saat musim panas karena virusnya akan mati ketika terkena panas.
Oleh karenanya, banyak orang mempertanyakan apakah berada di ruangan AC bisa menyebabkan virus corona lebih mudah menyebar karena lembab.
Menanggapi pertanyaan tentang AC, Epidemologi Penyakit Infeksi di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Profesor Hari Kusnanto Josef buka suara melalui Ugm.ac.id, Kamis (9/4/2020).
Hari melihat bahwa hingga saat ini, belum ada penelitian yang menunjukkan ruangan ber-AC bisa meningkatkan resiko persebaran Covid-19.
"Secara teoritis, itu mungkin saja, tetapi sampai sekarang, belum ada penelitian terkait dengan transmisi COVID-19 dari penggunaan AC," ungkap Heri dikutip dari Ugm.ac.id.
Hari juga melihat bahwa kasus persebaran melalui AC ini pernah terjadi saat wabah SARS, tetapi hal tersebut jarang terjadi.
Hari mengungkap bahwa yang bahaya bukanlah ruangan ber-AC, tetapi ruangan yang memiliki sirkulasi udara buruk.
Ruangan yang tertutup dan memiliki sirkulasi sedikit, terutama ruang sempit dapat meningkatkan risiko persebaran virus.
Virus akan mudah menyebar jika ruangan tertutup tersebut selalu menghidupkan AC.
Heri mengungkap bahwa ventilasi udara sangat dibutuhkan agar suasana di dalam kamar bisa lebih sehat.
"Jadi, menggunakan AC di rumah tidak menjadi masalah. Tidak perlu khawatir selama tidak ada keluarga positif atau tidak ada kontak dengan orang yang terinfeksi COVID-19," katanya dilansir dari Ugm.ac.id.
Penjelasan Hari tentang pengaruh ruangan lembab karena AC ini semakin diperkuat oleh beberapa ahli.
Baca Juga: Ilmuwan China Ungkap Rahasia Virus Corona Hilang Tak Bersisa, Hanya Ikuti Instruksi WHO Ini!
Dikutip dari Time melalui Kompas.com, Dr Nanny Messionnier dari Center for Disease Control and Prevention mengungkap bahwa udara panas belum tentu tanda berhentinya wabah Covid-19.
Nanny sendiri tak yakin bahwa panas bisa membunuh virus corona.
Pasalnya, saat SARS dan MERS mewabah, peneliti mengungkap penyebaran wabah tersebut bukan disebabkan karena keadaan udara yang dipengaruhi oleh musim.
Source | : | Kompas.com,ugm.ac.id |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar