Bahkan Ia menyebut kalau mereka adalah pengkhianat yang tidak cocok dengannya.
"Bunda sebel gak sama 'sang penggoda'?" tanya Tata lalu mengedipkan mata.
"Dulu mungkin iya, tapi kalau sekarang aku ketawa-tawa. Karena udah paham, misalnya gini kalau ada, naudzubillahi minzalik ya, ada penggoda menggoda suami, kalau seandainya suami tergoda, kita patut tau bahwa, oh mental dia cuma segitu doang, dia enggak deserve sama kita,"
Maia Estianty pun menambahkan kalau kita harus menghargai diri sendiri.
Jangan pernah mau berurusan dengan pengkhianat, apalagi sampai menangisinya.
"Kita harus menghargai diri kita setinggi-tingginya dong, kasih aja pengkhianat ke pengkhianat. Kenapa kita pusing? Oh kalau memang dia tergoda sama orang lain, aku enggak perlu pusing untuk nangis-nangis. Sekali lagi, Allah mungkin enggak pengen kita terlalu attach sama makhluk, jadi ketika dia tergoda, ya bilang aja, oh segini doang nih dia, ya udah kasih aja sama penggodanya. Jadi pengkhianat sama pengkhianat, cocok, sekubu, jadikan, selesai," jelas Maia panjang lebar.
"Jadi terlahirlah Maia Estianty yang begini tuh, karena ujian-ujian yang kemarin-kemarin ya?" tanya Tata lagi.
"Pasti, tapi kita harus yakin, kamu juga harus yakin ya, bahwa orang baik akan ketemu orang baik," jawab Maia.
"Makanya kita harus memperbaiki diri kayak yang bunda bilang," sahut Tata.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar