GridFame.id - Dunia hiburan berduka begitu kehilangan sosok artis sahabat Ayu Ting Ting dan Zaskia Gotik meninggal dunia.
Ayah tiri sang artis mengatakan sempat sadar dari fase kritisnya dan berbincang sebelum ajal menjemput.
Rekan sesama artis begitu kehilangan sosok yang baik dan begitu setia kawan.
Sang artis juga sosok yang begitu membela Ayu Ting Ting di masa hidupnya.
Ketika ramai petisi boikot Ayu Ting Ting, sang artis menjadi garda terdepan untuk melindungi anak ayah Rozak dan Umi Kalsum itu.
Ketika itu Ayu menangis akibat ujaran kebencian yang diterimanya, namun sang sahabat yang kini sudah tiada itu pun langsung marah.
Ia mengatkan tidak ada satu pun yang bisa menyakiti hati Ayu Ting Ting.
"Aku suka kesal sama orang-orang, Nggak boleh kita injek-injek namanya perempuan, kalian orang indonesia semua di sini," ucap sang artis membela Ayu Ting Ting di waktu sehatnya.
Kini sahabat Ayu Ting Ting ini sudah tiada, sebelum tiada ternyata terlihat ada tanda-tanda orang akan meninggal.
Julia Perez Meninggal Sebelum Tiada Sempat Sadar dan Berbincang
Dikutip dari Nova.id, Jupe terlihat begitu menyayangi Ayu Ting Ting, ia pun mengatakan biduan asal Depok itu wanita terhormat yang tak pantas dibully. "Kalian bully perempuan indonesia punya hati, dia perempuan terhormat disini saya tahu perempuan bandel seperti apa," ujar Jupe.
Ayah tiri almarhumah penyanyi dangdut Julia Perez alias Jupe, Sammy, mengungkapkan bahwa putrinya sempat sadar dan mengobrol sebelum menemui ajalnya apda 2017 silam.
Meski sudah cukup lama sang artis yang akrab disapa Jupe itu meninggal, namun sosoknya masih jelas teringat dalam benak sang penggemar dan para sahabat rekan sesama artis.
Sammy menambahkan, Jupe mulai sadar usai menjalani operasi pencernaan di RSCM, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. "Sadar, inget orang, ngobrol. Tapi masih sedikit fly karena dikasih obat bius," kata Sammy di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu sore.
Jupe juga saat itu sudah kembali ke kamar rawat inapnya di ruang VIP RSCM, tepat sehari usai dioperasi dan masuk ruang ICU.
"Dokter kasih bayangan kalau setelah operasi, tindakan, terus masik ICU itu tiga empat hari. Tapi bagi orang yang sehat. Cuma Jupe keadaan lagi sakit, jadi bisa lebih tiga empat hari. Tapi mukjizat Allah satu hari setelah operasi, balik lagi ke kamar. Bisa ngobrol," kata Sammy.
"Saya malam di rumah sakit, abis sahur pulang. Ada mama dan lainnya di RS. Ditelepon saya kaget juga ya, sambil bawa mobil melayang-melayang," tambahnya.
Sammy mengatakan, perasaan sedih tentu ada. Namun, dia berusaha ikhlas atas kepergian Jupe.
"Kami berdoa buat Jupe yang terbaik surga Allah buat Jupe. Sedih, kehilangan ada, tapi di satu sisi juga Allah yang punya ya. Yang pasti kami doanya Jupe di surganya Allah ya. Mama kehilangan, tapi kami beri kekuatan. Jupe milik Allah, harus terima dengan lapang dada," kata Sammy.
Semasa hidup, Jupe menderita kanker serviks stadium empat, dikutip adri Tribunnews.
Ternyata terlihat bugar ketika sakit menjadi salah satu tanda orang akan meninggal.
Tanda Orang Akan Meninggal
Menurut sains, gejala kematian atau tanda orang akan meninggal memang tak selalu tampak seperti death rattle, terminal agitation, ataupun sesak nafas. Gejala bisa jadi tampak halus dan kerap diartikan sebagai kesembuhan.
Fenomena kembali segar menjelang kematian itu diabadikan sejak masa Hippocrates dan Ibnu Sina. Mereka mengungkapkan, penderita penyakit mental memperoleh kesadaran kembali ketika ajal sudah dekat tanpa diketahui sebabnya.
Michael Nahm dalam publikasinya di Journal of Near death Experience pada tahun 2009 memperkenalkan istilah "terminal lucidity" untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Dalam publikasi itu, dia menggali 80 referensi hasil penelitian fenomena terminal lucidity pada pasien yang menderita penyakit mental.
Lewat publikasi yang berasal dari 50 penulis itu, dia berhasil mengungkap 49 kasus terminal lucidity. Sejak publikasi itu, Nahm sudah merilis makalah laporan kasus terminal lucidity. Salah satunya yang terjadi pada Anna Katharina Ehmer, dipublikasikan di jurnal Death and Dying pada 1 Februari 2014.
Dalam publikasi itu, dokter melaporkan bahwa Ehmer menyanyikan lagu-lagu kematian setengah jam sebelum kematian benar-benar menjemputnya.
Menurut Nahm, perilaku itu juga kerap dijumpai pada orang lain yang akan meninggal.
Apa yang memicu "terminal lucidity"? sampai saat ini, pemicunya masih misteri.
Nahm masih menggugah kesadaran banyak peneliti untuk menaruh perhatian pada soal itu.
Pada pasien yang mengalami tumor otak, kata Nahm seperti dalam tulisan Peskin di New York Times 11 Juli 2017 lalu, terminal lucidity bisa dipicu oleh penyusutan otak yang berakibat pada pikiran yang lebih jernih.
Tapi, pada penyakit ginjal, jantung, atau orang sehat, penyebabnya belum diketahui.
Nahm mengatakan, penelitian pada terminal lucidity bermanfaat secara medis maupun bagi keluarga yang ditinggalkan.
Mereka bisa lebih siap menghadapi kematian orang yang dicintainya, dikutip dari Kompas.com.
Source | : | tribunnews,kompas,Nova |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar