Seluruh makanan itu ia akui kebanyakan datang dari jamaahnya saat ia datang ke berbagai daerah.
Namun yang unik, ada juga tumpukan karung beras di bagian belakang rumahnya.
Bukan hanya satu atau dua, melainkan sampai ratusan!
Kalau Anda mengira itu adalah untuk stok beras di rumahnya, maka Anda salah.
Ia tidak makan sendiri beras tersebut, melainkan akan dibagikan ke semua orang.
Rupanya, ia sudah 7 sampai 8 tahun melakukan kebiasaan di mana setiap tanggal 20 setiap bulannya ia akan membeli 200 karung beras.
“Kan tetangga banyak yang, maaf, dalam tanda kutip kurang mampu, atau yang lewat-lewat macam pemulung Mamah kasih. Memang sudah buat itu, ada hak mereka,” ungkapnya.