"Kolesterol dalam makanan selalu dianggap sebagai hal buruk. Telur memang tinggi kolesterol, sehingga kuning telur mendapat citra buruk," kata Koch.
Namun seiring waktu, kata Koch, penelitian telah menunjukkan agar kita tidak perlu khawatir tentang kolesterol dalam makanan.
"Hubungan antara kolesterol makanan dan kolesterol darah tidak sejelas yang kita duga. Kita harus lebih fokus tentang lemak trans dan lemak jenuh," ucap Koch.
Jadi, kita tak perlu ragu lagi saat ingin mengonsumsi telur sebagai menu sarapan.
Protein dalam telur akan membantu pemulihan otot kita.
Selain itu, lemak dalam telur yang selalu dianggap buruk akan membantu tubuh menyerap vitamin D dan E.
Namun, konsumsilah telur dalam jumlah wajar dan jangan terlalu berlebihan.
Menurut Koch, ini memang terdengar klise.