GridFame.id - Perserabaran virus corona nampak semakin pesat menyebar ke berbagai negara.
Korbannya pun semakin bertambah setiap harinya.
Hingga Kamis (6/2/2020), korban dari dampak virus corona makin meningkat.
Melansir dari Kompas.com, hingga berita ini diturunkan, sebanyak 560 orang di China meninggal dunia karena terserang virus corona.
Otoritas di Provinsi Hubei, wilayah yang menjadi pusat penyebaran, melaporkan adanya 70 kasus kematian baru dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya pada Rabu (5/2/2020), otoritas lokal menyampaikan korban meninggal karena wabah virus corona berada di angka 490 orang.
Dilansir AFP, Kamis (6/2/2020), selain 560 orang meninggal, jumlah warga yang terinfeksi menembus 28.018 dengan 3.694 kasus baru.
Wabah itu pertama kali terdeteksi di Pasar Seafood Huanan yang berlokasi di ibu kota Hubei, Wuhan, pada Desember 2019 lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan status darurat setelah lebih dari 20 negara terjangkit patogen berkode 2019-nCov itu.
Karena memakan banyak korban secara kilat, banyak warga dari berbagai negara khawatir dan melindungi dirinya dari penyebaran virus tersebut.
Bahkan Indonesia secara tegas telah menutup perjalanan baik ke China maupun dari China sejak beberapa waktu lalu.
Warha Negara Indonesia (WNI) yang ada di daerah asal virus corona, yakni Wuhan juga telah dipulangkan dan sedang menjalani karantina agar terjamin kesehatannya dan terhindar dari wabah virus corona.
Akan tetapi di tengah gencarnya virus corona yang jadi ketakutan orang banyak, Konsultan Virologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Fera Ibrahim menyatakan bila virus influenza justru lebih berbahaya daripada virus corona.
Mengutip dari Kompas.com, dalam seminarnya yang 'Fakta Virus Corona dan Influenza', Selasa (4/2/2020) ia mengungkapkan beberapa faktanya.
"Corona dan influenza memiliki versi yang berbeda, dari keluarga yang berbeda. Kalau dibilang virus corona lebih berat daripada influenza, belum tentu juga," ujar Fera kepada wartawan di RSUI Depok, Jawa Barat.
"Corona sendiri juga punya virus-virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang tidak terlalu berat seperti yang baru (novel coronavirus: 2019-NCoV) ini," ia menambahkan.
Fera menyebutkan, masing-masing virus tadi memiliki ragam jenis, sehingga spektrum penyakitnya pun tak selalu sama.
Baik virus influenza maupun corona sama-sama bisa menimbulkan sakit ringan hingga berat.
"Misalkan flu burung. Itu lebih parah karena menyebabkan kematiannya tinggi," ujar Fera.
"Tapi influenza juga ada seasonal flu yang biasa kita juga terinfeksi," imbuhnya.
Namun, jika rasio kematian dijadikan parameter pembanding kedua virus, risiko kematian virus corona masih terbilang rendah, di angka 2,1 persen.
Sementara itu, rasio kematian penderita influenza berat berada di kisaran 9-11 persen, dengan 290.000-650.000 kematian dari 3-5 juta kasus influenza berat.
Artikel ini sudah pernah tayang di Nakita.id dengan judul Jadi Ketakutan Dunia dan Serang Belasan Ribu Orang, Ahli Ungkap Flu Justru Lebih Bahaya dari Virus Corona, Ini Alasannya