GridFame.id - Saat sedang makan makanan yang panas, kita akan secara reflek meniup makanan tersebut agar cepat dingin.
Hal itu juga terjadi ketika kita meminum minuman yang panas.
Membiarkan makanan dan minuman yang panas masuk ke mulut kita tentu dapat membuat lidah serta mulut kita terasa terbakar.
Namun, tahukah kamu kebiasaan meniup makanan dan minuman ternyata berbahaya untuk kesehatan tubuhmu.
Kebiasaan tersebut tidak hanya akan membuat lidah dan mulutmu terasa terbakar, namun juga dapat memberikan dampak negatif untuk jantungmu.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut dampak negatif dari kebiasaan meniup makanan dan minuman panas untuk kesehatanmu!
Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas
1. Menyebarkan kontaminasi virus dan bakteri
Kebiasaan meniup makanan dan minuman panas bisa menyebarkan kontaminasi virus dan bakteri.
Virus dan bakteri dari mulut akan menempel pada makanan dan membuat makanan tersebut terkontaminasi.
Mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi virus dan bakteri akan berbahaya untuk kesehatan tubuh kita.
2. Gangguan lambung
Kebiasaan meniup makanan dan minuman panas juga dapat menyebabkan gangguan pada lambung.
Hal itu disebabkan karena saat kita meniup makanan dan minuman, bakteri dan mikroorganisme akan berpindah dari mulut ke makanan dan minuman kita.
Bakteri yang tak terlihat itu kemudian masuk ke dalam perut kita dan menyebabkan gangguan pada lambung.
3. Penyebab penyakit jantung
Meski terdengar sepele, kebiasaan meniup makanan dan minuman panas ternyata dapat menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.
Hal itu dikarenakan saat kita meniup, H2O dan karbondioksida (CO2) akan keluar dari mulut kita dan berubah menjadi asam karbonat.
Asam karbonat sendiri merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan munculnya penyakit jantung.
Maka dari itu, mulai sekarang cobalah kurangi kebiasaan meniup makanan dan minuman saat masih panas.
Pakailah kipas untuk mendinginkan makanan dan minuman panas.
4. Batu ginjal
Meniup makanan dan minuman panas akan menyebabkan batu ginjal jika makanan yang kita konsumsi mengandung kalsium oksida (CaO).
Saat bertemu karbon dioksida, kalsium oksida akan berubah menjadi batu kapur (CaCO3).
Endapan batu kapur yang berlebihan bisa memunculkan batu ginjal.
Sementara itu, senyawa kalsium oksida biasanya ditemukan di makanan-makanan kaleng yang dapat memanaskan sendiri.