Bagi orangtua, kurangi kebiasaan mencium atau menyentuh wajah anak. Bagi orangtua yang bekerja, sepulang kerja segera ganti pakaian dan mandi sebelum berinteraksi dengan anak.
Jangan membawa anak-anak di kerumunan atau keramaian.
4. Virus corona jarang menyerang anak-anak
Dokter Syahrizal Syarif, MPH, PhD, dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan, kasus pada anak-anak sangat sedikit.
“Misalnya ada sekitar 100 orang (yang terkena Covid-19), hanya 16 orang yang membutuhkan perawatan serius.
Dan mereka yang meninggal adalah usia lanjut dengan ada penyakit jantung sebelumnya, mempunyai penyakit-penyakit kronis lain (sebelumnya)," jelasnya seperti dikutip dari gelora.co.id (3/3/2020).
5. Virus corona lebih 'jinak' kepada anak-anak
Hingga kini belum diketahui pasti kenapa anak-anak jarang tertular virus corona. Namun sejak lama, para ilmuwan menemukan pola serupa termasuk pada penyakit cacar air (chickenpox) dan campak (measles).
Bahkan, pola yang sama juga ditemukan pada wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang sama-sama disebabkan oleh keluarga virus corona.
"Kami tidak memahami sepenuhnya fenomena tersebut. Mungkin karena perbedaan respons imun pada anak dibanding pada dewasa," kata Dr Andrew Pavia dari University of Utah, dikutip dari Livescience.
"Salah satu hipotesis menyebut respons imun bawaan, yaitu respons awal yang ditujukan pada kelompok patogen, cenderung lebih aktif," lanjutnya.