GridFame.id - Mulai munculnya virus corona di Indonesia ini secara tak langsung 'memaksa' pada dokter dan tenaga medis untuk jadi garda terdepan memeranginya.
Tak hanya dokter-dokter muda saja yang berusaha membantu menyembuhkan ratusan pasien corona.
Namun, dokter-dokter yang sudah berumur pun tak mau kalah ikut jadi pahlawan untuk membasmi virus mematikan ini.
Salah satunya adalah dokter spesialis paru, dr Handoko Gunawan.
Nama dr Handoko Gunawan sempat viral beberapa waktu terakhir.
Ia adalah dokter spesialis paru yang meski sudah berusia senja, masih berdedikasi merawat banyak pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Karena terlalu lelah, alhasil, dr Handoko pun tumbang dan harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU.
Meski kini diistirahatkan, dokter yang tengah dirawat di Rumah Sakit Persahabatan ini masih mau berbagi motivasi dan semangat kepada tenaga medis yang berada di garis depan.
“Saya belum kuat diwawancara,” kata spesialis penyakit paru Rumah Sakit Graha Kedoya Jakarta ini mengawali perbincangan dengan Tribun Network, Senin (23/3/2020).
Ia meminta agar wawancara dilakukan lewat teks, karena tak bisa berbicara banyak.
Handoko demam tinggi dan sesak napas setelah menangani dua pasien positif corona di RS Graha Kedoya pada Selasa (17/3) hingga Rabu (18/3/2020).
Dalam perbincangan, Handoko berpesan kepada seluruh tenaga medis di Indonesia untuk tidak takut namun juga tidak mengabaikan keselamatan serta kesehatan saat bertugas.
Ini virus corona menyebar di udara.
“Virus ini sangat lihai menyebar di udara selama delapan jam. Virus ini kecil sekali 120 milimeter,” terangnya.
Karena itu penting bagi tenaga medis dilengkapi oleh Alat Pelindung Diri (APD).
“Lindungi diri, gizi yang bagus dan jangan lupa tawakal kepada Tuhan,” pintanya.
Ia juga berharap pemerintah melakukan contact tracing.
Temukan orang-orang yang pernah kontak dengan pasien corona.
Baca Juga: Kabar Gembira di Tengah Wabah Corona, Jokowi Resmi Ambil Keputusan Ini!
Selanjutnya jangan pelit dalam pemeriksaan swab.
Tes swab adalah uji usap nasofaring.
Mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan atau dahak, kemudian diperiksa kumannya di laboratorium.
Tak hanya untuk virus corona, uji swab juga biasa digukanan untuk diagnosis infeksi virus lainnya.
“Lakukan treatment optimal biar belum ada obat khusus. Pakai oseltamivir,” katanya.
Oseltamivir adalah obat antiviral, sebuah inhibitor neuraminidase yang digunakan dalam penanganan influensa A dan B.
Obat ini dianjurkan untuk menangani flu burung.
Baca Juga: Jangan Takut Kehabisan Obat, Jaga Imun dalam Tubuh dengan Segelas Susu Kunyit
Oseltamivir dikembangkan oleh Gilead Sciences dan saat ini dijual oleh Roche dengan merek dagang Tamiflu.
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk berdiam di rumah.
“Virus ini ganas. Jarak 1 meter tak menjamin. Bila panas berobat dan istirahat. Insya Allah sembuh,” kata Handoko.
dr Handoko adalah spesialis paru yang berpengalaman selama 39 tahun.
Dia jadi sarjana kedokteran lulusan Universitas Indonesia pada 1965.
Di perguruan tinggi yang sama, ia menempuh pendidikan spesialis paru.
Artikel ini pernah tayang di Banjarmasin Post dengan judul Covid-19 Berukuran 120 Milimeter, dr Handoko Sebut Virus Corona Lihai Menyebar di Udara 8 Jam