GridFame.id - Sudah bukan rahasia lagi kalau warga Indonesia sebagian masih percaya dengan mitos dan hal klenik.
Berbagai kejadian bisa saja dikaitkan dengan kejadian lain yang kemudian diurai menjadi firasat atau pertanda.
Seperti erupsi Gunung Merapi yang baru saja terjadi.
Baca Juga: Sedang Terawang Berakhirnya Corona, Mbah Mijan Ngaku Sedih Sampai Nangis & Sebut 'The End'! Ada Apa?
Dilansir dari Tribun News, awalnya akun resmi BPPTKG Yogyakarta merilis informasi bahwa Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 10.56 WIB, Jumat (27/3/2002).
Pada Sabtu, (28/3/2020) Gunung Merapi kembali erupsi pada pukul 05.21 WIB.
Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 50 mm dan durasi 180 detik dengan tinggi kolom erupsi 2000 meter.
BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada.
Namun yang membuat erupsi itu kemudian heboh adalah karena asap yang membumbung tinggi bentuknya sempat menyerupai Semar.
Akhirnya hal itu dikaitkan dengan berakhirnya wabah corona yang tengah melanda Indonesia.
Hal ini berawal dari cuitan akun Twitter @arjuno_ireng01.
Kemudian netizen lain menanyakan kebenaran ini kepada Mbah Mijan.
Lewat akun YouTube miliknya, Mbah Mijan kemudian menjawab pertanyaan kebenaran cuitan tersebut.
"Piye (bagaimana) menurut Mbah Mijan? Gimana? Apakah ada hubungannya dengan corona, pagebluk yang sedang melanda dunia?" katanya memulai.
Namun kemudian Mbah Mijan mengaku tidak tahu menahu.
Baca Juga: Makin Optimis! dr Tirta Ikut Sebut Wabah Corona Akan Segera Berakhir!
"Lho ya mbuh, guys! Mbuh!" jawabnya kemudian.
Tapi Mbah Mijan menyebut ini adalah dugaan yang menarik.
Ia kemudian menjelaskan siapa sosok Semar yang merupakan bapak dari punokawan Petruk, Bagong, dan Gareng.
Sosoknya yang merupakan setengah dewa dan sakti kemudian membuat banyak orang percaya ada kaitannya dengan kejadian yang terjadi saat ini.
Mbah Mijan kemudian mengurai awan panas yang berbentuk Semar tersebut.
"Indonesia itu memiliki tradisi mitologi esensial. Mitos yang sarat dengan pesan-pesan kebaikan. Selama isinya harapan baik, doa baik, tidak dilarang untuk diaminkan," ujarnya.
Lalu Mbah Mijan menjelaskan bahwa abu vulkanik tersebut bersifat panas.
Saking panasnya bisa saja membakar apapun yang terkena abu tersebut.
Jadi bukan tidak mungkin kalau awan panas itu juga bisa membakar virus corona yang ada di udara.
Namun lagi-lagi Mbah Mijan mengaku bisa saja keliru.
"Contoh hawa panas dari abu vulkanik, dari gas alam, dari lahar, dari awan panas Gunung Merapi selain bisa membakar apa saja, mungkin juga bisa membakar virus apapun yang ada di udara. Boleh dong, dihubungkan ke sana? Walaupun bisa saja cocoklogi, bisa saja teori Mbah Mijan itu salah," lanjutnya.
Akhir kata Mbah Mijan berpesan untuk tetap saling menjaga dalam keadaan seperti ini.
"Tapi gak apa-apa yang penting doa, waspada, saling mengingatkan, saling berbagi, dan saling menjaga," tutupnya.