GridFame.id - SARS-Cov-2 atau yang dikenal dengan virus corona saat ini sedang menjadi wabah yang berbahaya bagi masyarakat dunia.
Virus ini dinamakan 'corona' diambil dari bahasa latin yang berarti mahkota.
Virus corona memiliki bentuk menyerupai mahkota yang tak bisa dilihat melalui mata telanjang.
Virus ini dapat menyerang sistem pernapasan manusia dan menyerang daya tahan tubuh.
Virus yang menyerang pernapasan yang hampir sama pernah terjadi di akhir Februari 2003.
Sama-sama menyerang beberapa negara, SARS pertama yang terjadi di akhir 2002 tak banyak menimbulkan korban jiwa seperti Covid-19.
Wabah SARS yang pertama bahkan hanya menyerang 24 negara dan selesai dalam waktu 8 bulan.
Dilansir dari Nytimes.com, beberapa peneliti menemukan bahwa virus SARS bisa merembes ke otak pasien.
Tak hanya berlaku bagi pasien SARS pertama, hal ini juga bisa terjadi bagi pasien Covid-19.
Dikutip dari Star Daily melalui Wartakotalive.com, beberapa kasus virus corona dikabarkan merusak sel-sel di otak pasien.
Seorang pasien dari Florida berusia 70-an tahun sementara waktu kehilangan kemampuan bicaranya.
Tak hanya itu, perempuan asal Detroit juga dikabarkan kehilangan banyak sel-sel otak.
Setelah dikaji lebih lanjut, dokter akhirnya melakukan pindai otak CT scan.
Hasil CT scan perempuan itu ternyata menunjukkan adanya bintik-bintik gelap dan cairan yang menumpuk di dalam otaknya layaknya penyakit pembengkakan otak.
Yang lebih mengejutkan, bagian thalamus di otak pasien ternyata tidak berfungsi seperti semestinya.
Thalamus merupakan bagian otak yang mengirimkan sinyal sensorik.
Ahli Saraf Sistem Kesehatan Henry Ford, Dr Elissa Fory mengungkap bahwa penyakit neurologis karena Covid-19 harus mulai dikaji.
Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Italia dan Cina.
Bahkan, Italia membentuk tim khusus bernama unit Neuro-Covid-19 untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Dilansir dari Neurology Today, profesor neurologi dari Universitas Brescia, Alessandro Pezzini membentuk tim khususnya.
Terhitung ada 18 pasien yang mengalami disorientasi yang sedang diteliti oleh Alessandro Pezzini.
Pasien Covid-19 tersebut juga memiliki penyakit otak yaitu strok sesaat atau strok iskemik.
Strok adalah kondisi saat pasokan darah ke otak terganggu karena adanya penyumbatan.
Dengan adanya tim khusus ini diharapkan agar penyakit pasien bisa ditangani secara lebih cepat.