Sri Mulyan melihat akan ada kontraksi atau penurunan hingga 10 persen.
Perekonomian Indonesia tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 2,3 persen.
Dengan perekonomian seperti itu, Sri Mulyani meprediksi penerimaan negara hanya Rp 1.760,0 triliun padahal targetnya sebesar Rp 2.233,2 triliun.
Hal ini disebabkan karena belanja negara karena wabah Covid-19 diprediksi akan lebih besar daripada pendapatan.
Seri Mulyani melihat target APBN 2020 yang tadinya sebesar Rp 2.540,4 triliun menjadi Rp 2.613,8 triliun yang bisa menyebabkan defisit.
Isu tersebut sedang diperbincangkan di rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).
Sri Mulyani mempertimbangkan hal tersebut karena pemangkasan THR dan gaji ke-13 bisa untuk menutupi masa darurat Covid-19.