Find Us On Social Media :

Virus Corona Disebut dapat Dihilangkan dengan Obat Kutu Kepala hanya dalam 24 Jam, Begini Penjelasan Ahli

Peneliti kembali temukan obat penangkal virus corona yang dikembangkan dari obat kutu kepala! Begini hasil temuannya

GridFame.id - Baru-baru ini, temuan terbaru memberikan kejutan baru bagi para peneliti.

Pasalnya, obat antiparasit bernama ivermectin disebut berpotensi menjadi obat Covid-19.

Biasanya, ivermectin digunakan untuk mengobati kutu kepala.

Baca Juga: Meski Tanpa Vaksin, Ikatan Dokter Indonesia Virus Corona Bisa Lenyap Sendiri dari Tubuh Usai 14 Hari dengan Cara Ini

 

Penelitian tentang kelayakan ivermectin dalam mengobati Covid-19 masih dalam tahap awal.

Namun, dua studi terdahulu mengenai potensi obat tersebut memberikan hasil yang menjanjikan.

Dilansir ABC News, tim ilmuwan Australia telah mempelajari ivermectin in vitro sehubungan dengan Virus Corona pada awal April 2020.

"Kami menemukan, bahkan dosis tunggal dapat menghilangkan semua muatan virus selama 48 jam dan bahkan 24 jam."

"Ada pengurangan yang sangat signifikan," ujar Dr. Kylie Wagstaff, pemimpin tim dari Biomedicine Discovery Institute Melbourne Monash.

Meskipun Virus Corona bukan parasit, para ahli berpendapat bahwa ivermectin dapat menghalangi RNA virus, asam ribonukleat, yang menyerang sel-sel sehat.

Baca Juga: Makin Optimis, Pasien di Wisma Atlet Terus Berkurang! Sisanya Tinggal Segini!

 

Ivermectin juga diyakini dapat memberi sistem kekebalan lebih lama untuk melawan penyakit.

"Langkah selanjutnya adalah menentukan dosis yang tepat untuk manusia,"

"Memastikan dosis yang efektif untuk mengobati virus secara in vitro dan aman bagi manusia,"ujar peneliti.

 

Sementara itu, dalam studi yang dilakukan para peneliti di University of Utah, pasien kritis pada paru-paru yang memerlukan ventilator mendapat manfaat dari pemberian ivermectin.

"Kami mencatat angka kematian yang lebih rendah dan penurunan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan pada mereka yang diobati dengan ivermectin," tulis penulis utama studi, Dr. Amit Patel.

Patel mengungkapkan, efek samping ivermectin pada pasien dengan gangguan hati dan riwayat kesehatan lainnya tidak seburuk hydroxychloroquine dan azithromycin.

Baca Juga: Tak Sanggup Bertahan Lama, Pemudik Asal Jakarta ini Meninggal Tepat 12 Jam Setelah Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona

 

Melihat hasil kedua studi tersebut, para ahli pun optimis terhadap ivermectin, meskipun belum dapat mengumumkannya di depan publik.

"Jika ivermectin terbukti efektif dengan evaluasi yang ketat, maka terapi yang aman dan terjangkau telah ditemukan,"

"Dan berpotensi untuk menyelamatkan banyak nyawa," kata Dr. Nirav Shah, seorang ahli penyakit menular di NorthShore University HealthSystem, kepada ABC News.

Namun, temuan mereka masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Shah mengatakan, ada banyak contoh obat dengan aktivitas in vitro yang tidak terbukti efektif pada manusia.

"Oleh karena itu, mengingat tidak ada terapi yang terbukti efektif mengobati Covid-19"

"Obat-obat in vitro seperti ivermectin harus dievaluasi secara ketat untuk memahami keamanan dan efektivitasnya," jelas Shah.

Baca Juga: Kabar Duka dari Nunung di Tengah Wabah Covid-19, Ibunda Sang Komedian Meninggal Dunia Diduga Penyakit Ini

 

Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Dr. Christopher DeSimone, seorang spesialis penyakit menular di Mayo Clinic, juga berpendapat sama.

"Saya berpikir, di antara kedua penelitian, ada beberapa optimisme di sana. Namun, perlu tetap berhati-hati untuk memastikannya," kata DeSimone.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, mengeluarkan pernyataan pada Jumat (10/4/2020) lalu terkait penggunaan ivermectin untuk Covid-19.

Pihaknya mengaku prihatin tentang penggunaan obat kutu kepala tersebut tanpa menunggu penelitian lebih lanjut.

"Kami prihatin dengan kesehatan konsumen yang mungkin menggunakan ivermectin yang ditujukan untuk hewan, berpikir bahwa ivermectin ditujukan untuk manusia,"ujarnya

 

Para ahli menyatakan, masyarakat dilarang untuk mengkonsumsi ivermectin sendiri di rumah.

Sebab, ada konsekuensi berbahaya dari obat tersebut, seperti pembengkakan pada tubuh, gangguan hati, dan kerusakan neurologis yang serius.

Baca Juga: Satu Bulan Ditutup Rapat-rapat, Akhirnya Korea Utara Konfirmasi Kasus Virus Corona Pertama

"Perlu dilakukan uji tambahan untuk menentukan apakah ivermectin mungkin aman atau efektif untuk mencegah atau mengobati Virus Corona," agensi menyimpulkan.

Diketahui, perkembangan ivermectin sebagai pengobatan antiparasit bermula sejak 1970-an dan 1980-an.

Obat itu pertama kali digunakan untuk mengobati nematoda, cacing gelang kecil, pada sapi.

Penggunaan ivermectin pun berlanjut untuk mengobati penyakit Robles pada manusia.

Baru-baru ini, ivermectin dikenal untuk menghilangkan kutu kepala.

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Temuan Baru, Obat Kutu Kepala Mungkin Bisa Jadi Obat Virus Corona, Ini Penjelasan Ilmuwan