Find Us On Social Media :

Tegaskan Buka Karena Gempa, BMKG Berikan Penjelasan Kemungkinan Penyebab Dentuman di Jawa Tengah Pagi Tadi

BMKG berikan klarifikasi soal dentuman di Jawa Tengah dini hari tadi

GridFame.id - Senin (11/5/2020) dini hari tadi sempat viral adanya suara dentuman.

Suara dentuman yang terdengar di langit Jawa tengah ini pun sempat menghebohkan publik.

Bahkan kata 'dentuman; sempat menjadi trending topic di Twitter hari ini.

Beberapa akun Twitter mengaku mendengarkan suara dentuman yang terdengar secara luar di sektar Jawa Tengah.

Baca Juga: Sebelum Mengembuskan Napas Terakhirnya, Stan Isakh Sempat Bagikan Kenangan dari Rumah Sakit: 'Sembuh Dulu Yaa'

Suara dentuman itu pun nampak menjadi misteri dan membuat banyak orang penasaran.

Pasalnya, tak terjadi sesuatu seperti gunung meletus atau bencana alam lainnya setelah adanya dentuman yang menggelegar tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, tidak terdengar dentuman dari Pos Pengamatan di Pasuruan.

Namun, pihaknya membenarkan mengenai adanya erupsi dari Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau (GAK) dilaporkan meletus pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB yang mengakibatkan semburan abu tebal.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun kemudian turun angkat bicara soal hal itu.

Lewat sebuah utas di Twitter resmi @HumasBMKG, BMKG pun memberikan pernyataannya terkait kejadian dini hari tadi.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono menegaskan bahwa bunyi dentuman di Jawa Tengah tersebut bukanlah bersumber dari Gempa.

"BUNYI DENTUMAN DI JATENG TADI PAGI TIDAK BERSUMBER DARI GEMPA

"Terkait dengan ramainya pemberitaan adanya suara dentuman yang terdengar di beberapa tempat di Jawa Tengah tadi pagi dini hari, beberapa warga masyarakat menduga bahwa suara tersebut berasal dari kejadian gempa tektonik," tulisnya di Twitter Humas BMKG.

Baca Juga: Sempat Dirawat dengan Status PDP Covid-19, Penyanyi Stan Isakh Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Penyakit Ini

BMKG pun melakukan pengecekan pada gelombang seismik yang tersebar di Jawa Tengah untuk mengetahui sumber dentuman tersebut.

Namun, mereka tak menemukan adanya aktivitas gempa yang tercatat di waktu tersebut.

"Perlu kami informasikan bahwa pada hari Senin 11 Mei 2020 pukul 00.45 WIB sampai dengan 01.15 WIB yang mana periode waktu ini disebut-sebut oleh warga muncul suara dentuman.

Setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah," terangnya.

Sehingga BMKG pun menegaskan sekali lagi bahwa dentuman tersebut bukanlah dari gempa, karena jika berasal dari terjadinya gempa makan akan tercatat oleh alat sensor yang dimiliki BMKG.

"Sehingga kami memastikan sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik, karena jika sebuah aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan, dan jika itu terjadi maka akan tercatat oleh sensor gempa," tegasnya.

"Saat ini BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah. Sehingga jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam, selanjutnya diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat," jelasnya.

 Baca Juga: Harapan untuk Kembali Hidup Normal, Ini Kelemahan Virus Corona yang Mulai Terungkap

Sebagai informasi lebih lanjut, BMKG pun mengungkapkan bahwa adanya bunyi ledakan akibat gempa hanya terjadi satu kali dan tidak berulang.

"Bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan dan tidak berulang-ulang, seperti halnya peristiwa gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014," ungkapnya.

"Gempa Lereng Merbabu saat itu memiliki magnitudo M 2,7 terjadi pagi hari pukul 06.01.19 WIB. Episenternya terletak pada koordinat 7,39 LS dan 110,48 BT dengan kedalaman 3 km.

"Seperti yang dilaporkan warga Desa Sumogawe, gempa yang merusak beberapa rumah ini diikuti suara dentuman keras hingga membuat warga resah, khawatir Gunung Merbabu akan meletus," tambahnya.

BMKG pun mengungkapkan kemungkinan terjadinya dentuman saat gempa.

"Ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan," terangnya.

Baca Juga: Diramalkan Mbak You Akan Menikah di 2020, Luna Maya Terang-terangan Ungkap Batalnya Rencana Besar Tahun Ini Karena Corona

"Kemungkinan lain berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan

"Apalagi jika terjadinya patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi," lanjutnya.