Baginya, momen itu sangat menyedihkan dan ia tak pernah membayangkan akan mengalaminya.
"Aku benar-benar saat itu aku merasa itu momen enggak pernah aku bayangkan aku ada di titik yang selemah itu, karena aku enggak bisa bikin apa-apa untuk anakku" tambahnya.
Denada mengungkapkan saat melihat sendiri putrinya merasakan sakit, hatinya seakan hancur.
"Aku lihat, aku dengar betapa menderitanya anak aku dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu, dan itu menghancurkan hatiku sekali," ungkapnya.
Meski begitu, Denada mencoba tak memperlihatkan kesedihan di hadapan putrinya karena ia sadar bahwa Shakira sangat membutuhkan dirinya.
"Shakira butuh aku, apalagi sekarang ini. Memang secara fisik aku yang hanya ada di sebelahnya," jelasnya.
Sementara itu, menurutnya saat ini kondisi Shakira cukup baik di Singapura.
Walaupun masih menjalani kemoterapi, namun saat ini mereka sudah bisa menghadapinya dengan lebih tegar.
"Alhamdulillah baik-baik saja (kondisi Shakira), ya begitulah. Karena dia masih kemo kan, namanya anak kemo biasanya ya begitulah," ujar Denada.
Masih banyak rangkaian pengobatan yang harus dilakukan Shakira, namun dirinya bersyukur saat ini kondisi putrinya sudah lebih ringan dari sebelumnya.
"Terus imun badannya dia kan juga naik-turun karena kemonya itu, jadi ya kadang-kadang suka apa. Tapi kita bersyukur banget sekarang ini jauh lebih ringan, enam bulan setahun pertama itu paling berat," ungkap Denada.