Find Us On Social Media :

Pantas Banyak yang Nekat Keluar & Tak Takut Corona, Bima Arya: 'Merasa Ini Penyakit Orang Kaya'

Walikota Bogor, Bima Arya

GridFame.id - Wali Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan dilema yang sedang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Bima Arya menyebut dua dilema tersebut yakni berkaitan dengan masalah kultur atau budaya dan struktur.

Menurut Bima Arya, dalam kondisi yang terjadi saat ini maka mau tidak mau harus mengorbankan dari segi kultur.

Baca Juga: Jadi Viral, Setelah Jadi Omongan Begini Akhirnya Nasib Pesta Kembang Api di Tegal Untuk Tutup PSBB

Budaya yang dimaksud adalah berkaitan dengan mudik dan juga hal-hal lain yang menjadi khas pada saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Meski begitu, Bima Arya mengakui hal itu tidak akan mudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia, karena memang sudah mengakar.

Namun harapannya, masyarakat tetap harus bisa menerima keadaan tersebut dengan alasan tidak lain demi kesehatan dan keselamatan orang banyak.

Hal ini disampaikan Bima Arya dalam acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Jumat (22/5/2020).

"Ini kan dilema antara kultur dan struktur," ujar Bima Arya.

Kalau kultur ini kita berhadapan dengan tradisi yang sudah mengakar, yang sudah terjadi di keseharian warga selama puluhan tahun, tradisi mudik, tradisi beli baju baru dll," jelasnya.

"Tidak mudah kultur ini dilawan, dirubah."

Baca Juga: Sekolah Baru Saja Kembali Dibuka, 2 Siswa Langsung Dinyatakan Positif Covid-19 hingga 75 Sekolah Pulangkan Guru dan Siswanya

Bima Arya kemudian mengatakan bahwa selain budaya, faktor lain adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat akan kondisi mendesak atau darurat.

Karena menurutnya, tidak semua orang mempunyai pemahaman yang sama tentang penyebaran maupun risiko dari Covid-19.

"Enggak semua punya sense of ergency yang sama," kata Bima Arya.

"Enggak semua punya tafsir yang sama tentang Covid-19," imbuhnya.

Lebih lanjut, Bima Arya pribadi sebagai orang yang pernah terjangkit Virus Corona tentunya lebih paham dan lebih sadar akan Virus Corona.

Namun untuk masyarakat umum pastinya masih banyak yang merasa bodoh bahkan mengaku tidak takut dengan Covid-19.

"Saya sebagai alumni Covid punya sense yang kuat tentang betapa bahayanya Covid-19 ini," ungkapnya.

"Tetapi buat saudara-saudara kita di wilayah plural, pedesaan, plosok yang merasa ini ya penyakit orang kaya."

Baca Juga: Beberapa Daerah Aman Corona, Simak Pembukaan PSBB di 124 Kabupaten dan Kota

"Kemudian jauh dari realita dan dibesar-besarkan dan lain-lain. Sangat tidak mudah," tegasnya.

Kemudian faktor kedua yang lebih menentukan adalah jelas pada struktur dari pemerintahnya.

Kebijakan dari pemerintah yang tidak konsisten dan terkesan tumpang tindih dinilai akan juga berpengaruh terhadap perilaku masyarakat.

"Lebih diperparah lagi ketika strukturnya bermasalah," papar Bima Arya.

"Kebijakan yang tidak konsisten dari pusat sampai ke daerah, kedua kewenangan yang tumpang tindih, yang ketiga corak kepemimpinan yang berbeda-beda," tegasnya.

Bima Arya pribadi selaku kepala pemerintah Kota Bogor mengaku akan berusaha secara maksimal untuk menyelematkan warganya.

Baca Juga: Lebaran Sabtu atau Minggu? Lihat Hasil Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 1441 H Lewat Live Streaming Ini

Terlebih hal itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya, termasuk untuk kepala daerah lain.

"Ini situasi memang luar biasa, tetapi adalah tugas dan tanggung jawab para kepala daerah untuk iktiar maksimal,"

"Ikhtiar kita adalah pengamanan berlapis, pendekatan kultural," pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ungkap Dilema yang Terjadi saat Corona, Bima Arya: Saya sebagai Alumni Covid Punya Sense yang Kuat