Inul pun segera menghubungi Adam Suseno.
Saat bertanya kepada Adam bagaimana jika dirinya sudah tidak perawan lagi, rupanya Adam saat itu hanya bisa pasrah dan menyerahkan keputusan kepada Inul.
Awal merintis karier, rupanya Inul tak berbekal restu dari kedua orangtuannya.
Namun Inul tak menyerah, ia berjanji akan membanggakan kedua orangtuanya dengan jalan yang ia pilih tersebut.
Maka dari itu, Inul menolak mentah-mentah ajakan bejat produser dan penulis lagunya itu.
"Sudah janji aku akan tunjukkan sama bapak, dia suatu saat akan bangga padaku, tapi tidak dengan cara gila, naif, murah!
"Aku takar imanku sampai di mana, aku kuat apa tidak!
"Punya album, perawan ilang, tapi lagu gak meledak, yang rugi gue juga," lanjut Inul.
Inul kemudian memutuskan pulang ke Pasuruan, menolak mentah-mentah hasutan produsernya, tak peduli apakah albumnya bakal dikeluarkan atau tidak.
Mirisnya, Inul pun diberi amplop berisi uang bekal pulang dan diusir.
"Aku dikasih amplop sambil diusir, dan aku pulang kampung," lanjutnya.
Hingga akhirnya, Inul bisa meraih kesuksesan tanpa harus jadi penyanyi dangdut yang 'murahan'.
Mulai dikenal, Inul selalu menolak saat diajak rekaman di Jakarta, hanya mau menerima di Surabaya saja.
"Dengan sombong kutolak banyak produser untuk aku ada di naungannya.