GridFame.id - Perjuangan membawa hasil tergambar pada kesuksesan seorang Nella Kharisma.
Ia pun kini disebut memiliki honor manggung sampai Rp 1 miliar!
Namun, untuk mendapat itu semua tentunya tidaklah mudah bagi Nella Kharisma.
Kini terkenal tak banyak yang tahu jika ia punya kisah masa lalu di awal karirnya.
Sebelum setenar sekarang, Nella Kharisma dulu langganan menyanyi hanya dengan fasilitas seadanya.
Honor yang didapatkan pun tak seberapa, berkisar dari ratusan hingga jutaan rupiah saja.
Di samping itu, Nella Kharisma juga kerap mendapatkan perlakuan kurang pantas dari penonton.
Kira-kira perlakuan seperti apa ya yang diterima Nella?
Perlakuan Kurang Baik Penonton kepada Nella
Nella Kharisma kini telah menjadi penyanyi dangdut terkenal dengan bayaran fantastis.
Kabarnya Nella menerima horor hampir Rp 1 miliar setiap bulannya.
Tapi ketika dulu baru memulai karirnya, Nella Kharisma kerap mendapatkan perlakuan kurang pantas dari penonton.
Saat diwawancarai dalam Youtube Hot Issue Pagi, Minggu (10/1/2019), Nella mengaku tak sedikit orang yang ingin mencolek bagian tubuhnya.
Penyanyi asal Kediri Jawa Timur ini merasa dinodai dan tak senang dengan perlakuan penonton.
"Mungkin ada yang duet terus nyawer, terus megang gini aku kan jadi ternoda," kata Nella Kharisma yang kemudian memegang bagian lengannya dikutip dari tayangan YouTube Hot Issue Pagi, Minggu (10/1/2019).
Selain itu, perjuangan Nella Kharisma pun masih berlanjut kala ia merintis karier bernyanyinya.
Nella Kharisma rela kerja hingga tengah malam dan berpindah dari satu panggung ke panggung lain menggunakan motor.
Bahkan hujan pun ia terjang demi mencari pundi-pundi rupiah dan membangun karir impian.
Kendati harus melewati rintangan sulit, Nella Kharisma menerima dengan lapang jalanan terjal tersebut karena memang semuanya butuh proses.
"Aku mulai nyanyi dangdut itu tahun 2009, jam 7 sampai jam 11 malem kalo di kampung-kampung itu.
Semuanya melalui proses, nggak mungkin langsung instan kayak gini," sambungnya.
"Waktu nyanyi dari wedding ke wedding di desa-desa, dulu kan belum punya kendaraan, belum punya mobil, naik sepeda motor hujan-hujan gaya mantel."
"Emang seperti itu karena semuanya melalui proses," tuturnya lagi.