GridFame.id - Viris corona atau Covid-19 ini masih menjadi perhatian dunia.
Sudah hampir satu tahun memporak-porandakan dunia, virus ini masih belum ditemukan vaksinnya.
Ilmuwan di seluruh dunia sedang bekerja untuk mengembangkan vaksin untuk Covid-19.
China sedang mengembangkan setidaknya delapan kandidat vaksin karena bertekad untuk menjadi negara pertama di dunia yang berhasil menggelar vaksinasi patogen.
Sementara banyak negara yang akan melakukan vaksinasi massal ketika vaksin virus corona selesai dibuat, China justru tidak demikian.
Kepala kesehatan Beijing mengatakan bahwa China tidak akan melakukan vaksinasi massal terhadap populasinya.
Hal itu dikarenakan Covid-19 sebagian besar telah musnah di negara itu.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Dr Gao Fu, mengatakan vaksinasi virus corona hanya akan diperlukan jika ada wabah besar lainnya.
Menurut kepala CDC China, vaksinasi sweeping tidak diperlukan di negara itu saat virus terkendali.
Namun, dia juga tidak mengesampingkan kebutuhan vaksinasi di masa depan.
China mencatat 29 kasus baru dan tidak ada kematian baru dalam semalam.
Sehingga jumlah total kasus di China menjadi 90.107 infeksi, dan 4.734 kematian.
"Ini adalah masalah menyeimbangkan risiko dan keuntungan," kata Dr Gao, seperti dikutip dari China News Service.
Dia mengakui bahwa harus ada 'vaksinasi skala besar terhadap penduduk' jika ada wabah lain seperti virus corona.
Namun, kata dia, untuk vaksin batch pertama, prioritas harus diberikan kepada staf medis garis depan dan petugas pencegahan epidemi.
Petugas keamanan kemudian akan diprioritaskan, diikuti oleh petugas kebersihan dan katering serta pegawai negeri yang bekerja di daerah yang ramai.
Dr Gao Fu sebelumnya mengatakan bahwa vaksin virus corona pertama China bisa siap pada September.
China bersaing dengan perusahaan AS dan Inggris untuk menjadi yang pertama dengan vaksin untuk membantu mengakhiri pandemi - suatu prestasi yang akan menjadi kemenangan ilmiah dan politik.
Bulan lalu, Dr Gao Fu mengungkapkan bahwa dia telah disuntik dengan vaksin virus corona eksperimental.
Dia juga mengatakan bahwa hal itu adalah upaya untuk membujuk masyarakat untuk mengikutinya jika disetujui.
Pada bulan Juni, Dr Gao adalah salah satu penulis makalah yang memperkenalkan satu kandidat, vaksin 'tidak aktif' yang dibuat dengan menumbuhkan seluruh virus di laboratorium dan kemudian membunuhnya.
Kandidat itu sedang dikembangkan oleh afiliasi dari SinoPharm milik negara.
Perusahaan sebelumnya mengatakan dalam sebuah posting online bahwa 30 karyawan, termasuk eksekutif puncak, membantu 'pra-tes' vaksinnya pada bulan Maret, sebelum disetujui untuk penelitian awal pada manusia.
Baca Juga: Ikut Jadi Sasaran Amuk Massa, Nora Alexandra Ketahuan Tidur dengan Sosok Ini Selama Jerinx Dipenjara
Artikel ini sudah pernah tayang di Intisari dengan judul Padahal Berhasil Temukan Vaksin Covid-19, Tetapi China Justru Ogah Memberikan Vaksin Tersebut pada Rakyatnya Sendiri, Ternyata Ini Alasannya