Sayangnya, keduanya datang justru disaat keadaan sudah sangat buruk sehingga pernikahan tak terselamatkan lagi. "Kita datang dengan keputusan kita tetap mau pisah, sampai psikolognya geleng-geleng," ucap pemain film Love For Sale itu. "Kayaknya segala cara udah dicoba, yang pasti aku belajar dari orangtua yang pisah juga, gue jangan dong. Kaget juga kok ada sampai di titik ini sih, udah gitu punya anak juga masih kecil," jelasnya.
Putra aktor senior Roy Marten itu juga menjelaskan tabiat buruknya yang menjadi pemicu kandasnya rumah tangga bersama Gisel.
"Aku orangnya enggak suka marah, enggak suka berargumen. Kalau misalnya menemukan suatu masalah juga, misalnya melihat ‘Kayaknya istri gue lagi capek deh, kayaknya mending enggak usah deh', tunggu waktu yang tepat," tutur Gading.
"Masalah yang awal juga belum diselesaikan, ada masalah baru. Jadi salahnya aku tidak menyelesaikan masalah dengan cepat, menunda-nunda, komunikasi (penting)," tambahnya.
"Ini enggak ada yang salah, tapi kalau mau salahin, salahin gue aja, karena kan gue kepala keluarga. Tetap gue nahkodanya, laki-laki yang bertanggung jawab," pungkasnya. Raut kesedihan dan penyesalan terpancar jelas di wajah Gading saat menyinggung soal Gisel seolah masih ada perasaan yang terpendam.