Find Us On Social Media :

Calon Suami Lulusan ITB dan Universitas Top di Belanda, Ayu Ting-Ting Jadi Bahan Cibiran Pedas Warganet Terkait IPK yang Hanya 1,9 Saat Kuliah

Ayu Ting-Ting kena cibur warganet karena IPKnya rendah

Ayu Ting Ting memilih cuti lantaran saat memaksakan kuliah sambil bekerja, nilai IPK nya justru turun drastis.

Dari transkip nilai yang sempat beredar, Ayu Ting Ting diketahui hanya mendapat IPK 1,9.

"Jujur, nilai saya turun parah semenjak jadwal nyanyi makin padat dan memang tidak ada dispensasi dari dosen untuk kehadiran," ungkapnya.

"Bahkan dosen saya selalu bilang, 'Kamu izin terus, kapan masuknya?'" tutur Ayu Ting Ting.

Namun usai cuti dan asyik dengan pekerjaannya, terlebih Ayu Ting Ting saat itu baru memiliki seorang anak, ia memilih tak menyelesaikan kuliahnya.

Baca Juga: Heboh Anaknya Disebut Positif Corona, Ibunda Ayu Ting Ting Bagikan Kabar Bahagia

"Kalau sudah punya anak, waktunya benar-benar ribet," ucapnya kepada Tribunnews.com pada 2014 lalu.

"Pikiran saya cuma kerja dan kerja. Boro-boro untuk kuliah lagi, enggaklah," lanjutnya.

Meski kerap mendapatkan banyak cibiran dari para haters yang dikenal kerap melontarkan komentar pedas karena kehidupan pribadinya, namun Ayu Ting Ting tetaplah sosok penyanyi dangdut yang penuh talenta.

Ayu Ting Ting yang melejit berkat lagu Alamat Palsu tersebut bahkan berhasil menjadi lagu yang sangat sukses dan terlaris sepanjang tahun 2011 yang lalu.

Untuk menjawab cibiran ini, Ayu Ting Ting melakukannya dengan membuktikan dengan penghargaan yang pernah diraihnya.

Saat ini, ia meraih kurang lebih 27 penghargaan dari ajang menyanyi.

Meski IPK nya hanya 1,9 namun Ayu Ting Ting membuktikannya dengan menyabet berbagai penghargaan.

Baca Juga: Enji Baskoro Lewat! Siap Lepas Status Janda 6 Tahun, Calon Suami Ayu Ting Ting Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Artikel Telah Ditayangkan di hits.grid.id dengan Judul, Calon Suaminya Lulusan ITB dan Universitas Top di Belanda, IPK Ayu Ting Ting yang Hanya 1,9 Saat Kuliah Langsung Jadi Bahan Nyinyiran