Find Us On Social Media :

Banyak Pengangguran Jadi Dampak Resesi Ekonomi, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat Indonesia Dari Sekarang!

GridFame.idIndonesia resmi masuk jurang resesi menyusul sejumlah negara lain yang mengalami hal serupa.

Hal ini terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI.

Menurut BPS, dilihat dari produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi RI terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year on year/yoy).

Baca Juga: Indonesia Resesi, Wasapada Ini Dampak yang Akan Dirasakan Masyarakat, Bersiaplah!

"Kalau kita bandingkan posisi triwulan ketiga tahun lalu masih mengalami kontraksi 3,49 persen."

"PDB Indoneisa menunjukkan pertumbuhan signifikan secara kuartalan sebesar 5,05 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan virtual, Kamis (5/11/2020).

Selama beberapa bulan terakhir, kata 'resesi' kerap muncul dalam pemberitaan di tengah pandemi Covid-19.

Sebenarnya, apa itu resesi dan dampaknya bagi masyarakat? Lantas, apa pula yang harus dilakukan masyarakat?

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).

Secara teknikal, dikutip dari Kompas.com, resesi ekonomi adalah saat pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan.

Baca Juga: Indonesia Resmi Resesi, Segera Alihkan Uang Anda Pada 5 Hal Ini Agar Keuangan Tetap Aman, Bisa Untung di Masa Pandemi

Pengertian lain, dikutip dari The Balance, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya dalam tiga bulan lebih.

Sejumlah indikator yang bisa digunakan suatu negara dalam keadaan resesi antara lain terjadi penurunan pada PDB, merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.

Saat resesi artinya, pertumbuhan ekonomi bisa sampai 0 persen, bahkan minus dalam kondisi terburuknya.

Selama ini, pertumbuhan ekonomi menjadi indikator utama dalam mengukur perkembangan dan kemajuan suatu negara.

Sementara itu, sebagian kalangan menyebut, negara bisa dikatakan mengalami resesi ketika pertumbuhan PDB sudah negatif dalam dua kuartal berturut-turut atau lebih.

Namun resesi bisa saja terjadi terjadi sebelum laporan PDB triwulan dirilis.

Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Kiat Pintar Atur Uang Saat Resesi untuk Komunitas Perempuan dan Ibu Rumah Tangga!

Dampak Resesi Ekonomi

Terjadinya resesi ekonomi sering kali diindikasikan dengan menurunnya atau meningkatnya harga-harga komoditas dalam negeri.

Jika tidak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga menjadi depresi ekonomi.

Masih dari Kompas.com, berikut beberapa dampak resesi ekonomi yang terjadi pada suatu negara:

- Masyarakat kehilangan pendapatan

Salah satu dampak yang cukup mengerikan adalah masyarakat bisa kehilangan pendapatan.

Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi membuat beberapa perusahaan tutup dan tidak beroperasi lagi.

Dengan begitu, banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

- Turunnya daya beli masyarakat

Dengan banyaknya masyarakat yang menganggur maka berpengaruh pula pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat yang menurun.

Hal ini juga berimbas pada keuntungan perusahaan yang mengalami penurunan.

- Investasi

Resesi ekonomi juga memengaruhi instrumen investasi yang dilakukan masyarakat, salah satunya di pasar keuangan.

Hal ini disebabkan menurunnya nilai suatu portofolio atau asset seperti saham.

Baca Juga: Kabar Gembira Untuk yang Tak Lolos Kartu Prakerja Gelombang 11, Simak Pengumumannya Di Sini

- Kurs dollar tidak stabil

Kurs dollar yang tidak stabil akan menyebabkan nilai rupiah menjadi melemah dan berdampak langsung pada sektor ekspor-impor Indonesia.

- Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga yang tinggi menyebabkan Bank Indonesia akan menarik rupiah yang mengakibatkan inflasi yang meningkat pula.

Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?

Meski resesi sudah membayangi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menjaga perekonomian ke depan.

Berikut empat tips yang bisa Anda lakukan untuk bersiap dalam menghadapi ancaman resesi mengutip dari Good Housekeeping UK dan penjelasan Head of Marketing PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari:

1. Menyiapkan dana darurat

Jika saat ini Anda berada dalam posisi di mana Anda masih memiliki pendapatan dan menabung, maka ini adalah saat yang tepat untuk mulai berpikir tentang dana darurat.

Anda bisa memasukkan kelebihan uang tunai ke dalam rekening tabungan yang mudah diakses, tanpa denda atau potensi kehilangan uang berupa bunga.

Besaran dana darurat harus sekitar tiga sampai enam bulan untuk pendapatan.

Jika Anda sudah memilikinya, lihat apakah Anda bisa membuatnya menjadi 12 bulan.

Dana darurat dapat membantu jika Anda kehilangan pekerjaan atau bahkan membantu membayar tagihan yang tidak terduga.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp 1,2 Juta Dibagikan Minggu Ini, Ingat Jangan Pakai 5 Rekening Ini

2. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu

Jika Anda belum melakukannya, sekaranglah waktunya untuk meninjau pengeluaran yang sudah dilakukan mulai dari listrik, telepon, hingga layanan internet.

Di saat pandemi seperti sekarang, ini berarti pengeluaran Anda akan sedikit berbeda dari biasanya, jadi kembalilah ke awal tahun ini untuk melihat pengeluaran yang tidak perlu tersebut.

3. Pangkas tagihan kartu kredit

Jika Anda membayar bunga apa pun pada kartu kredit Anda, inilah saatnya berhenti.

Beralih ke kartu saldo 0 persen dapat memberi waktu hingga 30 bulan untuk melunasi utang tanpa bunga apa pun, selama Anda menjaga pembayaran minimum.

Jangan pernah menggunakan kartu ini untuk berbelanja.

Tujuan utama adalah melunasi tagihan kartu kredit.

4. Bangun bisnis sampingan

Jika Anda memiliki keterampilan yang dapat dikembangkan, sekarang bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai pekerjaan sampingan.

Anda dapat melakukan beberapa pengajaran online seperti mengajar bahasa atau alat musik, atau menjual makanan untuk penghasilan tambahan.

Baca Juga: Ini Solusi Kenapa Gelombang Kartu Prakerja Tidak Ditemukan Di Dashboard

5. Membeli produk lokal dan UMKM

Salah satu langkah untuk menopang pertumbuhan ekonomi di saat terancam resesi adalah membeli produk lokal dan UMKM.

Sektor ini sangat mendasar karena sudah menyentuh level paling bawah dalam perekonomian dan akan berdampak langsung pada masyarakat.

Dengan begitu, meski aktivitas perdagangan dan industri skala besar menurun, tetapi ekonomi di level bawah masih ada pergerakan.

Membeli produk lokal dan UMKM secara tidak langsung menopang keberlanjutan kehidupan masyarakat, sehingga berpotensi menumbuhkan ekonomi nasional.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Resmi Resesi, Apa Itu Arti Resesi? Ini Dampaknya dan yang Harus Dilakukan Masyarakat