Untuk apa mendampingi Al kalau sudah ada Michelle di sana, Andin menjawab.
Al mengatakan, sebagai istrinya Andin harus mendampinginya di rumah sakit.
Andin menjawab, jika hatinya sangat sakit mendengar perkataan Al yang tidak mencintainya. Dan disampaikan ke orang lain.
Andin masih bisa menerima meski Al sudah sering menyampaikan, jika ia tak mencintainya.
Tapi Al mengatakan hal itu kepada Michelle, sangat sakit hati.
Andin menangis menutup telepon dari Al.
Mendengar perkataan Andin, hati Al ikut bersedih.
Al merasa hancur dan sangat bersalah.
Dalam hati, Al meminta maaf pada Andin yang telah sering disakiti.
Di rumah papa, Andin dinasihati oleh mama supaya tak menyerah jika ada wanita lain yang hadir dalam rumah tangga.
Andin diminta supaya menunjukkan jika dirinya sebagai istri yang sah secara agama dan hukum.
Andin tak boleh mengalah dengan pelakor. Andin lalu menangis memeluk mama.
Al memaksa, untuk pulang padahal kondisinya belum stabil.
Ia ingin ke rumah papa Andin demi menjemput Andin pulang.
Namun saat sedang perjalanan, Mirna menelepon dan menyampaikan jika Reyna sakit panas.
Al pun mengurungkan niat untuk menjemput Andin di rumah papa.
Ia kemudian meminta Rendi untuk langsung pulang ke rumah.
Setelah melihat kondisi Reyna, Al kemudian menjemput Andin di rumah papa.
Papa mendesak Al untuk menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi.
Ia menanyakan siapa wanita yang bersama Al di rumah sakit.
Papa memuji Andin sebagai istri yang sangat baik.
Meskipun ditanyakan, Andin tak mau menceritakan apa masalahnya.
Papa meminta Al supaya tak menyakiti Andin lagi.
Ia sangat kecewa karena Al telah menyakiti Andin.