GridFame.id - Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih ada.
Korban meninggal dunia akibat virus Covid-19 terus bertambah, dan bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali.
Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali masyarakat baik dari masyarakat biasa sampai dikalangan artis terjangkit virus ini.
Beberapa test juga sudah dijalankan.
Baik rapid test sampai swab test sudah diakukan, begitupun dengan protokol kesehatan yang sudah digalakan disetiap lini.
Dengan menerapkan 3M (mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker) masyarakat diharapkan mampu memutus rantai penyebaran virus ini.
Namun, apakah kalian tahu bahwa swab test PCR itu tidak 100% akurat?
Dilansir dari Channel YouTube Deddy Corbuzier yang tayang pada Selasa, (5/1/2021), Dr. Tompi sempat menghebohkan publik dengan mengatakan bahwa swab test PCR itu 100% tidak akurat.
Namun, dia juga menambahkan bahwa itu bukan perkataannya.
Deddy sempat mengutarakan kepada Dr. Tompi apakah test PCR itu 100% akurat, dan jawabannya tidak.
"Anda menggegerkan," Ujar Deddy.
"Bukan kata gue!" Sambung Dr. Tompi.
Menurutnya hal yang dilakukan dengan menggunakan swab test tidak 100% tepat, dan banyak false negatifnya.
Karena tingkat sensitifitasnya juga berbeda.
"Jadi gini, kalo misalnya test PCR yang di swab dari tenggorokan, dari hidung itu dari dua spesimen itu aja hasil sensitifitasnya udah beda," Ujarnya.
Baca Juga: Heboh Warga Meninggal Karena Covid-19 Bisa Dapat Santunan 15 Juta, Begini Info Selengkapnya
Dr. Tompi juga mengatakan bahwa kejadian false negatif bisa sering terjadi lantaran cairan yang seharusnya diambil lebih dalam, hanya diambil dibagian luar saja.
Hal ini yang membuat pasien Covid-19 kian bertambah lantaran tes yang dilakukan kurang tepat.
"Kalo misalkan diambil dari cairan yang lebih dalam lagi dari bronco alveolar hasilnya akan lebih sensitif lagi," Tambahnya.
Dr. Tompi juga menambahkan bahwa tes ini hasil dari kesepakatan bersama, mulai dar WHO samapi Menteri Kesehatan.
Dia menambahkan bahwa jika pasien yang dites kemudian hasilnya positif kemungkinan besar itu benar.
Namun, ketika hasil itu negatif bukan berarti pasien itu tidak terjangkit.