GridFame.id - Tim SAR masih aktif pencarian puing dan korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Puing-puing besar yang merupakan bagian dari pesawat Sriwijaya Air sudah ditemukan.
Bahkan berkat kerja keras seluruh tim gabungan, barang yang paling dicari, kotak hitam, juga sudah ditemukan.
Baca Juga: Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Sudah Ditemukan, Begini Penampakannya Saat Diangkat ke Permukaan
Hingga kini, tim SAR sudah mendapatkan total 141 kantong berisi jenazah, 31 kantong serpihan pesawat kecil, dan 28 kantong potongan pesawat besar.
Pihaknya menyebut jika pencarian korban dan bagian dari pesawat akan tetap berlanjut.
Namun tiba-tiba saja tim SAR Sriwijaya Air SJ 182 mendengar jeritan minta tolong di laut.
Ternyata di lokasi kejadian, Komando Pasukan Koarmada I yang tergabung dalam Tim SAR menemukan dua orang nelayan yang mengapung di tengah lautan ketika sedang mencari Sriwijaya Air.
Kedua nelayan tersebut ditemukan mengapung di perairan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu pada hari Rabu (13/1) lalu.
Mereka ditemukan oleh Tim Kopaska saat akan memulai pencarian Sriwijaya Air sekitar pukul 06.10 WIB.
Saat diselamatkan, ternyata keadaan keduanya sudah cukup mengenaskan.
Salah satu nelayan dikabarkan sudah meninggal dunia sedangkan nelayan satu lagi ditemukan dalam keadaan sehat.
"Saat itu Tim SAR yang menggunakan sea rider langsung melakukan evakuasi terhadap dua nelayan yang dalam kondisi satu orang meninggal dunia, dan satu orang dalam keadaan sehat," ujar Panglima Komando Armada I Laksda TNI Abdul Rasyid K yang dilansir dari Tribunnews.com (14/1).
Diketahui nelayan yang selamat bernama Suryanto berumur 30 tahun.
Sementara nelayan yang meninggal bernama Rodia berumur 30 tahun.
Kedua korban tersebut selanjutnya akan diserahkan pada pihak keluarga.
Diketahui jika kedua nelayan tersebut biasa melakukan aktivitas mencari ikan.
Namun nahas ketika sedang mengerjakan pekerjaannya, gelombang sedang tinggi sehingga membuat perahu keduanya terbalik.
"Dua korban tersebut diketahui sedang melakukan aktivitas mencari ikan dan terkena gelombang tinggi sehingga perahunya terbalik," ungkap Abdul.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa gelombang saat ini tingginya bisa mencapai 2-3 meter yang tentu sangat berbahaya jika berlayar menggunakan perahu kecil.
"Sehingga untuk kapal nelayan berukuran kecil berisiko mengalami masalah," pungkasnya.