Tapi bagi Anggi, perkawinan adalah sebuah ikatan suci. "Kami tak hanya berjanji di hadapan manusia, tapi juga berjanji di hadapan Tuhan.
Janji itu, kata Anggi, yang terus dipegangnya sebagai landasan membina biduk rumah tangganya.
Karena itulah, katanya, ia mengaku memerlukan waktu lama sebelum sampai pada keputusan menggugat cerai Tora Sudiro.
"Buat saya, perkawinan adalah sebuah komitmen, di mana kita harus saling menjaganya. Nah, kalau hanya salah satu yang konsisten dengan komitmen itu, akan susah menjalaninya," tegas Anggi.
Ia sadar, setiap rumah tangga pasti akan ada yang namanya konflik.
"Itu hal yang amat wajar dalam sebuah perkawinan. Saya juga tahu, tiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Saya sadar, kok, punya banyak kekurangan,"tuturnya lagi,
"Semua itu, kan, harusnya tak berarti harus berakhir dengan sebuah perceraian," ujarnya.