“Ya Allah! Dulu bener-bener hidupnya susah, Mas.
Billy itu tinggal di Cipinang di gang sempit yang sampingnya tuh kali. Kali yang buat orang buang air besar.
Kalau kalinya mampet dan banyak sampah, mohon maaf, itu kotorannya pada numpuk-numpuk. Dan aromanya setiap saat, setiap detik, setiap hari kita selalu mencium itu.
Di rumah yang bener-bener lepek, yang banyak tikus, yang banyak kecoa,” kenangnya.
Bak sudah jatuh tertimpa tangga, Billy dan Olga Syahputra harus menahan kesabaran karena berbagi tempat tinggal dengan adik laki-laki dari sang ibunda beserta anak istrinya.
“Terus kita hidup di rumah petak yang terbuat dari kayu (dan) ngumpul sama keluarganya adiknya mama. Mama punya adik laki-laki udah beristri dan punya anak.
Kita ada 2 lantai dan terbuat dari kayu, keluarga Billy tidur di bawah.
Itu rumah orang tuanya mamah, nenek Billy, dan keluarga adiknya mamah di atas itu kalau anaknya adiknya mamah pipis itu tuh kita kena,” imbuhnya dengan nada getir.
“Di bawah?” timpal Parto tak percaya.
“Iya sumpah! Lantainya itu puing-puing ngambil punya orang karena kita mau nyemenin itu belum ada duit. Ini kita ngomong masalah sejarah ya, tapi itu memang kenyataan,” pungkas Billy Syahputra.