GridFame.id - Rasanya netizen sudah tidak akan heran lagi kalau Nikita Mirzani marah-marah di media sosial.
Mulai dari bikin IG Story sampai IG Live, semua pasti akan digunakannya untuk meluapkan amarahnya jika sedang bermasalah dengan orang lain.
Tak hanya masalahnya sendiri, masalah artis lain pun kadang ia juga bisa sampai tahu dan membuat wartawan kadang mendatanginya jika ada artis yang lagi heboh.
Mulai dari mantan suaminya, istri mantan suaminya, bahkan sampai yang terakhir Amanda Manopo ikut disenggol.
Tapi ternyata semua itu terjadi ada sebabnya.
Kata pakar kejiwaan, Nikita Mirzani punya gangguan jiwa! Wah, kok bisa ya?
Dilansir Grid.ID dari tayangan Status Selebriti edisi 17 Maret 2019, menurut Joice Manurung, hal yang dilakukan Nikita Mirzani selama ini di media sosial bukan tanpa penyebab.
Bagi Joice, tidak mungkin Nikita Mirzani ikut mencampuri orang lain jika tidak ada yang memicu tindakannya.
Dalam pendidikan kejiwaan, tingkah impulsif yang dilakukan Nikita Mirzani selama ini sudah termasuk kedalam gangguan kejiwaan.
Gangguan tersebut biasa disebut gangguan Histrionik.
Berdasarkan penuturan Joice Manurung, orang-orang yang memiliki gangguan seperti ini biasanya cenderung haus akan perhatian orang lain.
Kebutuhannya diperhatikan orang lain lebih besar dari kondisi normal dan untuk memenuhi kebutuhannya, biasanya orang-orang seperti ini akan melakukan segala cara.
Termasuk nyinyir atau berbicara banyak tapi tak benar-benar ada isinya atau maknanya.
"Kondisi ini (Nikita Mirzani) biasa disebut dengan gangguan Histrionik.
Orang-orang dengan gangguan seperti ini, dia punya kebutuhan yang besar banget untuk dapat perhatian orang lain," ungkap Joice.
Gangguan Histrionik terjadi dikarenakan banyak faktor, salah satunya adalah citra diri.
Orang dengan gangguan seperti ini biasanya mencari perhatian orang lain karena ingin menemukan jati dirinya.
Tetapi masalahnya, orang dengan gangguan seperti ini selalu merasa bahwa dirinya tak akan pernah menemukan jati diri.
"Nah kenapa mereka membutuhkan perhatian? Karena dia sendiri merasa tak bisa menemukan jati dirinya seperti apa," pungkas Joice Manurung.
Senada dengan pendapat Joice Manurung, pakar media sosial Irwansyah pun mengatakan hal yang sama.
Menurut Irwansyah kasus yang terjadi pada Nikita adalah ingin perasaan lebih dihargai dan diperhatikan dari orang lain.
Sehingga bagi Irwansyah tidak mengherankan jika Nikita pada akhirnya mendapatkan predikta sebagai Ratu Nyinyir.
"Kondisi ini menujukkan sifat-sifat yang ingin dihargai, diperhatikan dominan ingin berada sebagai pusat utama.
Kalau jaman sekarang istilahnya nyinyir.
Ceritanya kemana-mana, dibangun dengan subjektivitas dan dampaknya adalah malah justru menunjukkan seperti orang yang ingin bicara banyak tapi tidak ada isinya sama sekali," ungkap Irwansyah.