GridFame.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia memang memburuk, tapi jangan lupa bahwa vaksin juga sudah bertebaran di mana-mana.
Untuk megentaskan alias mengatasi pandemi Covid-19, negara di dunia termasuk Indonesia menjalankan program vaksinasi Covid-19 untuk seluruh masyarakat Indonesia mulai usia 12 tahun ke atas hingga lansia.
Program vaksinasi masal ini dengan tujuan untuk membuntuk herdimmunity di sebuah wilayah.
Jika ini sudah tercapai, maka virus corona penyebab Covid-19 tidak bis aberkutik lagi. Kita semua pun bebas dari kungkungan pandemi Civid-19 yang sudah berjalan selama 18 bulan.
Tapi sayang hingga saat ini masih saja banyak orang yang enggan divaksin.
Alasan terbanyak mereka yang tidak mau divaksin Covid-19 adalah karena sisu bahaya vaksin alias Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).
Ada yang mengatakan usai divaksin malah jadi demam tinggi dan positif Covid-19. Ada juga yang mengatakan, usai divaksin malah sakit beneran. Selain itu masih banyak lagi hoax-hoax yang bertebaran mengenai efek samping vaksin Covid-19 alias KIPI.
Nah, maka dari itu, dalam artikel ini kami ingin memberikan informasi yang benar mengenai efek samping vaksin Covid-19, juga bagaimana cara mengatasinya.
Cara mengatasinya pun mudah. Tapi, asal tahu saja, tidak semua yang divaksin akan mengalami efek samping.
Justru hanya sedikit orang yang bisa mengalaminya.
Karenanya tidak ada alasan untuk takut divaksin Covid-19.
Untuk diingat menurut Surat Keputusan yang ditetapkan Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 18 Februari 2021, menyebutkan bahwa reaksi vaksin covid-19 hampir sama dengan vaksin pada umumnya.
Untuk diketahui, reaksi vaksin yang dimaksud adalah efek samping yang banyak disebut oleh masyarakat.
Prihal reaksi vaksin atau efek samping vaksin, ada 3 kategori reaksi usai divaksin yang bisa dirasakan.
Pertama, reaksi lokal yang membuat seseorang yang baru saja divaksin mengalami kemerahan, nyeri, atau bengkak di area suntikan.
Untuk satu ini, ada yang bisa sampai mengalami selulitis.
Kedua, yaitu reaksi sistematik yang menyebabkan orang yang baru saja divaksin mengalami demam, badan lemah, sakit kepala, nyeri otot seluruh tubuh, serta nyeri sendi.
Ketiga, reaksi lainnya yang meliputi alergi seperti biduran, pembengkakan, anafilaksis, dan pingsan.
Jika seseorang yang divaksin mengalami hal di atas, mengacu pada dokumen Frequently Asked Question (FAQ) Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kemenkes RI, ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mengendalikannya.
Untuk reaksi ringan lokal seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan pada tempat suntikan, kita dapat mengompres area suntikan dengan air dingin dan minum obat paracetamol sesuai dosisnya.
Untuk reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise, cukup minum air putih yang banyak, menggunakan pakaian nyaman, kompres atau mandi air hangat, serta minum obat paracetamol sesuai dosis.
Tapi jangan lupa juga, untuk pemantauan dan penanggulangan KIPI, Menteri Kesehatan (Menkes) telah membentuk Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI, serta Gubernur sudah membentuk Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI.
Karenanya, apabila terjadi KIPI, baik KIPI ringan maupun KIPI serius, masyarakat harus melaporkan kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan layanan vaksinasi atau ke puskesmas terdekat.
Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI, di setiap sesi vaksinasi, penerima vaksinasi sesuai prosedur akan dipantau selama 30 menit sebelum bisa meninggalkan lokasi vaksinasi.
Selain itu, ada pencatatan barcode per vial untuk tiap penerima vaksin, sehingga penelusuran risiko dapat dilakukan.
Artikel ini telah tayang di GridHEALTH dengan judul Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Covid-19, Mudah dan Tidak Ada Alasan Takut Divaksin