Dilansir dari Kompas.com, polisi menyebut kasus kecelakaan maut yang merenggut nyawa Olivia Dewi adalah murni karena kelalaian.
Pasalnya, gadis 17 tahun itu mengemudi dalam kecepatan 75-80 km per jam dalam kondisi tubuh yang sedang tidak fit.
Mobil yang dikendarai Olivia menabrak reklame dan menimbulkan benturan hebat hingga muncul percikan api.
Sementara Olivia tak bisa menyelamatkan diri karena tubuhnya terjepit bangku dan kemudi sehingga ia tewas di tempat.
Tubuh gadis cantik itu dievakuasi dalam kondisi hangus sampai beberapa bagian tubuhnya pun sulit diidentifikasi.
Polisi juga menemukan fakta bahwa ada kandungan etanol usai pemeriksaan organ dalam jasad Olivia Dewi yang tidak terbakar.
"Mengandung etanol yang ditemukan ada di hati, darah, dan empedu. Etanol itu ada di minuman keras. Kadarnya 623 mg. Itu memengaruhi konsentrasinya menyetir. Normalnya kalau masih sadar itu 300 mg," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Dwi Sigit Nurmantyas.
Sementara itu, teman Olivia Dewi, Joy Sebastian berhasil menyelamatkan diri sebelum api membakar mobil.
Pasca tragedi kecelakaan itu, keluarga Olivia Dewi sempat menuntut pihak Nissan lantaran mengetahui air bag tak terbuka.
Namun tuntutan itu berakhir damai dan pihak Nissan juga memberi ucapan bela sungkawa pada keluarga Olivia Dewi.