Find Us On Social Media :

Ustaz Yusuf Mansur Dilarikan ke Rumah Sakit Butuh Banyak Pendonor Darah, Jika Tak Diobati Fatal Bahayanya Risiko Bisa Sampai Kematian

Ustaz Yusuf Mansur menangis kabarkan kepergian Syekh Ali Jaber

GridFame.id - Ustaz Yusuf Mansur dilarikan ke rumah sakit lantaran kondisi kesehatannya drop.

Yusuf Mansur mengalami penurunan kadar Hemoglobin (Hb) normalnya pria dewasa yakni 14-18 gm/dL, sementara kondisinya hanya di angka 5.

"Dengan izin Allah, hb saya alhamdulillaah "masih" ada 5. rendah sangat. Tapi msh hidup, hehehe,"kata Ustadz Yusuf Mansur, dikutip Kamis (22/7/2021). 

Baca Juga: Inalillahi Wainailaihi Rojiun Artis Senior Anwar Fuady Bawa Kabar Duka

Ustaz Yusuf Mansur pun mengaku banyak membutuhkan pendonor darah.

Ia pun bersyukur karena mendapat transfusi darah dari pada penghafal Quran.

"Ini lagi proses transfusi darah (donor darah). barisan pendonor yg sholeh2, dah 'siap diproses dan discreening pagi ini di RSPAD.alhamdulillaah. ada 10 orang yg disiapkan. nanti 4 yang diambil yg trbaik dan yang paling pas. semuanya penghafal2 Qur'an terbaik kelas dunia," tulis Ustaz Yuusf Mansur di akun instagramnya.

Hingga saat ini Ustaz Yusuf Mansur masih mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Inalillahi Wainailaihi Rojiun Artis Senior Anwar Fuady Bawa Kabar Duka

Kondisi Ustaz Yusuf Mansur bisa dibilang gawat lantaran berisiko mengalami masalah kesehatan

Dikutip dari Kompas.com, anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang dari normal.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kadar hemoglobin normal dalam darah dapat dibedakan berdasarkan umur dan faktor risiko, yakni: Usia 6 bulan-4 tahun: 11 gr/dL Usia 5-11 tahun: 11,5 gr/dL Usia 12-14 tahun: 12 gr/dL Wanita dewasa: 12 gr/dL Wanita hamil: 11 gr/dL Pria dewasa: 13 gr/dL

Di Indonesia, anemia termasuk masalah kesehatan yang cukup banyak dialami oleh masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 oleh Kemenkes RI, 48,9 persen ibu hamil mengalami kondisi anemia, didominasi rentang usia 15-24 tahun.

Anemia sering dialami wanita karena kurangnya asupan atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola makan yang salah, gangguan haid, termasuk penyakit lainnya, seperti cacingan, dan malaria.

Baca Juga: 'Kita Juga Enggak Mau Mati Covid' Hati Inul Daratista Pedih di Momen Idul Adha, Tangisnya Pecah Dengar Kabar buruk

Gejala anemia yang umum terjadi, yakni:

Jika mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, tidak ada salahnya Anda untuk segera mengecek kadar Hb ke fasilitas kesehatan.

Memastikan penyebab munculnya berbagai gejala tersebut penting karena anemia tak boleh dibiarkan. Jika kondisi anemia terus berlanjut tanpa perawatan yang tepat, ada sejumlah potensi bahaya yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Baca Juga: Bak Tutup Mata dan Telinga! Meski Ririn Dwi Ariyanti Dikabarkan Gugat Cerai, Aldi Bragi Ternyata Masih Cinta Mati?: Ini Suami Tercinta

Berikut ini adalah beberapa komplikasi anemia yang patut diwaspadai:

1. Kelelahan

Yang parah Melansir Mayo Clinic, anemia yang parah bisa membuat Anda sangat lelah sehingga tidak bisa melakukan atau menyelesaikan tugas sehari-hari.

2. Komplikasi kehamilan

Dampak anemia pada ibu hamil, antara lain yakni:

Pertumbuhan janin terhambat Bayi berat lahir rendah (BBLR)

Bayi lahir sebelum waktunya (prematur)

Bayi mengalami kelainan bawaan Anemia pada bayi yang dilahirkan

Risiko perdarahan saat melahirkan

3. Masalah jantung

Anemia dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur (aritmia). Saat Anda mengalami anemia, jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk mengganti kekurangan oksigen dalam darah.

Hal ini dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.

Baca Juga: Pilu! Citra Soeroso Meninggal Dunia Lebih Dulu, Chico Hakim Pasrah Hidup Sendiri Besarkan 2 Anak Masih Kecil-kecil Bicara Keikhlasan di Momen Idul Adha

4. Kematian

Beberapa anemia bawaan, seperti anemia sel sabit, dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan parah dan bisa berakibat fatal.

5. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Melansir Cleveland Clinic, anemia dapat meningkatkan risiko orang terserang infeksi, karena zat besi ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh.

Berkurangnya kemampuan sel darah putih dalam membentuk sistem kekebalan menjadikan tubuh mudah terserang penyakit.

Selain itu, kondisi kurang darah dapat memengaruhi proses penyembuhan luka. Jika kadar Hb rendah, penyembuhan luka akan lebih lama dan membuatnya mudah terinfeksi.

Mencegah Penyakit Anemia

Anemia adalah kondisi saat tubuh kekurangan sel darah merah. Protein dalam sel darah merah ini bertugas mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Saat seseorang mengalami anemia, tubuhnya akan mengalami lemah dan lesu.

Baca Juga: Tragis! Artis Cantik Ini Meninggal Mendadak Bersama Bayi di Kandungan, Suami Nangis Tiap Hari Setahun Penuh Hingga Akhirnya Jatuh ke Pelukan Daun Muda

Melansir Family Doctor, tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah merah. Kebanyakan orang yang menderita anemia mengalami kekurangan zat besi. Kondisi ini disebut anemia defisiensi zat besi. Selain anemia defisiensi zat besi, ada juga jenis anemia lainnya, yakni:

Anemia aplastik: sumsum tulang merusak sel induk sehingga tubuh susah memproduksi sel darah Anemia hemolitik: tubuh menghancurkan sel darah merah sebelum waktu normalnya 120 hari Anemia normositik: sel darah merah berukuran normal, tetapi jumlah sedikit Anemia pernisiosa: tubuh kekurangan vitamin B12, sehingga tubuh kekurangan sel darah merah sehat Anemia sel sabit: penyakit genetik yang membuat tubuh memiliki sel darah merah abnormal

Anemia bisa diantisipasi apabila Anda anemia disebabkan kondisi khusus seperti haid, hamil, atau kekurangan nutrisi tertentu. Namun, Anda tidak dapat mencegah anemia karena masalah genetik.

Baca Juga: Innalilahi! Amanda Manopo Menangis Tak Karuan Sebut Ada Pergumpalan Darah Pada Ibunya, Bakal Absen di Ikatan Cinta: Bingung Aku Tuh!

Berikut beberapa cara mencegah penyakit anemia yang bukan disebabkan masalah genetik:

1. Makan asupan tinggi zat besi

Melansir Women's Health, mengondumsi makanan yang mengandung zat besi bisa jadi solusi mencegah anemia karena tubuh kekurangan zat besi. Beberapa makanan kaya zat besi di antaranya daging, ayam tanpa lemak, sayuran berwarna hijau tua, dan kacang-kacangan.

2. Tingkatkan konsumsi makanan kaya vitamin C

Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi agar lebih optimal. Selain mengonsumsi asupan tinggi zat besi, orang yang rentan mengalami anemia juga perlu makan makanan kaya vitamin C. Beberapa buah dan sayur dengan kandungan vitamin C tinggi di antaranya jeruk, stroberi, sampai brokoli.

3. Makan asupan kaya vitamin B12 dan folat

Selain zat besi, tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk memproduksi sel darah merah. Sebagai salah satu cara mencegah penyakit anemia, konsumsi makanan kaya vitamin B12 dan folat. Makanan tinggi vitamin B12 di antaranya daging sapi dan ayam, hati, ikan, kerang, susu, telur, sereal, dan biji-bijian. Sedangkan makanan tinggi asam folat (folat) di antaranya bayam, brokoli, asparagus, kacang polong, pisang, sampai jeruk.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun Anwar Fuady Banjir Air Mata, Makam Istri Belum Kering, Anak Lelaki Kesayangan Ikut Meninggal Susul Ibunya: Ya Karena Covid-19